JAKARTA – Lebih dari 3.500 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara (AMIN) dipimpin langsung oleh Ketua Umum Aulia Pramana mengepung Kejaksaan Agung (Kejagung) pada Senin (28/8/2023).
Massa dari berbagai kampus seperti UIN, UNJ, UBK, Trisakti, dan primodial kampus menuntut agar Kejakgung menghapuskan nepotisme di tubuh kejaksaan, memecat para oknum jaksa yang tervalidasi dengan mafia peradilan, serta menghentikan perkara-perkara yang dalam proses tahapan hukumnya dipaksakan.
Aksi tanggal 28 kemarin merobohkan pintu gerbang utama Kejaksaan Agung, dan baru setelah ada dinamika pihak kejaksaan agung meminta perwakilan massa aksi untuk audiens.
Sekitar lima orang perwakilan Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara bertemu langsung dengan Kabid Hukum Jaksa Agung Muda Kejagung.
“Dalam audiensi tersebut, pihak Kejagung berjanji akan merespon cepat perihal tuntutan dari mahasiswa tersebut”
Aulia Pramana menjelaskan, gerakan mahasiswa ini adalah bukti nyata mendukung Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Prof. Mahfud MD dalam memberantas mafia peradilan dan mafia tanah, sehingga bukan hanya sebatas wacana.
Disebutkan juga bahwa Aliansi Mahasiswa Islam di 15 provinsi siap turun aksi jika tuntutan dan intruksi Presiden Jokowi serta Prof Mahfud tidak diindahkan.
Sementara itu, koordinator aksi Ridha Azam Songaji dan Muhammad Laode dalam orasinya mengatakan, Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara sebagai generasi bangsa sudah sangat muak dengan mafia peradilan yang bersemayam dalam gedung Kejaksaan Agung.
“Lembaga ini sudah tidak ada marwah dan integritasnya. Sudah menjadi kejengahan publik ada uang ada hukum…” teriaknya dalam orasi.