Anak Penjaga Hutan Raih Gelar Doktor di Jepang: Kisah Inspiratif Sawitri

YOGYAKARTA, LIRANEWS.COM | Kisah inspiratif datang dari Sawitri (26), seorang perempuan asal Gunungkidul yang berhasil meraih pendidikan hingga jenjang S3 di Jepang. Meski berasal dari keluarga sederhana, dengan ayah seorang penjaga hutan, Sawitri membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih impian.

Sawitri kini tengah menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Tsukuba, Jepang, pada Program Studi Biosphere Resource Science and Technology. Ia menekuni kajian genetika hutan, sebuah bidang yang dihilangkan dari masa kecilnya di Hutan Wanagama, tempat ayahnya, Tukiyat (51), bertugas sebagai penjaga hutan.

Read More
banner 300250

 

Masa Kecil di Tengah Hutan

Sejak kecil, Sawitri sudah akrab dengan alam. Ia tumbuh dan besar di lingkungan Hutan Wanagama, sebuah kawasan hutan yang dikelola oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Tinggal jauh dari perkampungan membuatnya terbiasa hidup mandiri. Tak seperti anak-anak lain yang menikmati hiburan televisi, Sawitri menghabiskan waktunya dengan membaca buku.

Jadi, satu-satunya hiburan saya adalah membaca buku di perpustakaan Wanagama. Buku-buku lama di sana membuka wawasan saya tentang hutan dan lingkungan,” ungkapnya dalam siaran pers UGM.

Kecintaan pada hutan dan tanaman sudah tertanam sejak kecil. Ia sering menemani ayahnya menyemai benih dan menanam pohon. Pengetahuannya tentang jenis-jenis pohon serta nama ilmiahnya pun berkembang sejak dini.

 

Perjalanan Pendidikan yang Tidak Mudah

Sawitri harus menghadapi banyak tantangan dalam menempuh pendidikan. Jarak sekolah yang jauh membuatnya harus berjalan kaki sejauh dua kilometer setiap hari. Sering kali, rasa minder muncul karena keterbatasan ekonomi.

“Minder pasti ada. Saya harus berjalan kaki pulang sekolah di bawah terik matahari tanpa uang jajan, sementara teman-teman ada yang naik angkot bahkan motor,” kenangnya.

Namun, keterbatasan itu membuatnya menyerah. Ia justru semakin giat belajar. Setelah lulus dari SMAN 1 Wonosari pada tahun 2011, ia melanjutkan studi ke Fakultas Kehutanan UGM, mengambil Program Studi Silvikultur. Ketekunan dan semangat belajarnya mengambil kesempatan melanjutkan studi S2 di bidang yang sama, hingga akhirnya mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan S3 di Jepang sejak 2017.

Kini, Sawitri tinggal menunggu ujian akhir doktoralnya yang dijadwalkan pada Juli mendatang.

 

Dukungan Orang Tua dan Harapan untuk Indonesia

Dibalik pencapaiannya, Sawitri mengakui bahwa dukungan dan doa orang tua menjadi faktor penting. Ayahnya, Tukiyat, mengaku bangga dengan perjuangan sang anak yang tak kenal lelah dalam belajar meskipun hidup dalam keterbatasan.

“Sejak kecil dia sudah terbiasa menghadapi kondisi sulit. Saya sering bertugas ke dalam hutan, jadi dia lebih banyak bersama ibunya yang bekerja sebagai koki di wisma Wanagama. Untungnya, anaknya penurut dan rajin membaca,” tutur Tukiyat.

Saat ini, kebahagiaan Tukiyat semakin paripurna karena anaknya akan segera pulang setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya. Sawitri sendiri berharap ilmunya dapat memberikan kontribusi bagi ekologi dan ekonomi Indonesia, khususnya dalam pemuliaan tanaman dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

“Harapan saya, ilmu yang saya tekuni bisa bermanfaat untuk mengombinasikan pemuliaan tanaman, khususnya hutan di Indonesia, agar dapat memberikan manfaat secara ekologis dan ekonomis, terutama dalam produksi kayu yang lebih baik,” ungkapnya.

Kisah Sawitri menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa dengan tekad yang kuat dan tekun, tidak ada batasan untuk mencapai pendidikan tinggi dan meraih cita-cita, meskipun berasal dari latar belakang yang penuh keterbatasan.

banner 300250

Related posts

banner 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *