Padang, LiraNews—Jelang tutup tahun 2023, provinsi Sumatera Barat benar-benar dirundung duka yang mendalam. Mulai dari banjir yang melanda sebagian besar daerah ini, sampai tanah longsor yang mengakibatkan terputusnya, namun syukurnya dalam berbagai bencana tersebut minim korban jiwa. Setelah putusnya hubungan Padang-Pekanbaru di daerah Pangkalan dan Kabupaten Lima Puluh Kota, kemudian diikuti putusnya hubungan darat Sungai Penuh Kerinci dari Tapan di Kecamatan Basa Ampek Balai Kabupaten Pesisir Selatan.
Bukit Sako yang longsor menimpa badan jalan juga mengakibatkan terputusnya hubungan darat ke Sungai Penuh dari Kabupaten Pesisir Selatan. Bukit Sako Tapan adalah satu-satunya jalur darat dari kabupaten Pesisir Selatan di Provinsi Sumatera Barat menuju Sungai Penuh, ibukota kabupaten Kerinci. Kawasan ini merupakan Taman Nasional Kerinci Seblat yang mencakup tiga provinsi di Sumatera yaitu, Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu.
Saat menjelang pergantian tahun baru, tepatnya tanggal 31 Desember 2023 kemarin giliran kabupaten Dharmasraya yang dilanda banjir dan tanah longsor. Curah hujan yang cukup tinggi sejak Sabtu (30/12/2023) hingga Minggu (31/12/2023) pagi mengakibatkan tujuh dari 11 kecamatan di Dharmasraya terdampak bencana tersebut, seperti Kecamatan Koto Besar, Asam Jujuhan, Koto Baru, Pulaupunjung, Sitiung, Sembilan Koto, dan Koto Salak.
Ratusan rumah terendam, termasuk, fasilitas umum seperti rumah ibadah, jembatan gantung, sekolah, areal pertanian, ternak, dan lainnya juga terdampak. Bahkan, sebagian warga terpaksa dievakuasi.
“Khusus di Kecamatan Sembilan Koto, selain banjir, juga terjadi tanah longsor di Jorong Mudik, Nagari Banai. Longsor tersebut menyebabkan terputusnya hubungan antar jorong dan kerusakan dua unit rumah warga setempat,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Dharmasraya, Ardianus Efendi, Minggu (31/12/2023).
Seperti dilansir padek.co, Ardianus Efendi lebih jauh mengatakan, banjir makin meluas, menyusul meluapnya sejumlah sungai seperti Sungai Batanghari, Batang Siat dan lainnya.
Kecamatan yang terparah, terdampak banjir adalah Kecamatan Koto Baru dan Kecamatan Koto Besar dengan kedalaman air mencapai dua meter. “Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Sedangkan total kerugian masih dalam pendataan tim,” kata Ardianus.
Menurutnya, wilayah dilanda banjir meliputi, Nagari Bonjol, dan Nagari Abai Siat berada di Kecamatan Koto Besar. Sementara di Kecamatan Asam Jujuhan, warga terdampak banjir, berada di Nagari Sinamar dan Nagari Tanjung Alam.
Sedangkan di Kecamatan Koto Baru, terkena banjir adalah Nagari Ampang Kuranji dan Nagari Koto Baru. Di Kecamatan Pulau Punjung, baniir melanda Nagari Gunung Selasih, dan Nagari Empat Koto Pulau Punjung. Sementara di Kecamatan Koto Salak terendam banjir juga dialami oleh warga Nagari Padukuan.
Banjir dipicu meluapnya beberapa sungai melintas daerah itu, seperti Sungai Batanghari berada di Kecamatan Pulau Punjung, Sungai Siek, dan Sungai Piruko berada di Koto Baru, Sungai Batang Nobuan berada di Koto Besar, dan Sungai Batang Osom berada di Asam Jujuhan.
“Sejak Sabtu (30/12) kita sudah melakukan evakuasi di daerah Abai dan Bonjol, dengan mengerahkan dua unit perahu karet. Di samping itu Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, juga langsung ke lokasi bencana, jajaran Polres Dharmasraya, TNI, Brimob, perangkat nagari dan lainya bahu membahu melakukan evakuasi,” jelas Ardianus.
Kapolres Dharmasraya AKBP Nurhadiansyah dan jajaran seperti Kapolsek Sungai Rumbai AKP Suyanto juga terjun langsung ke Kecamatan Koto Besar membantu evakuasi warga dan peralatan rumah tangga warga.
Longsor di Solok
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur hampir seluruh wilayah di Kabupaten Solok, pada malam pergantian tahun, telah menyebabkan terjadinya longsor yang menimpa Jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Solok dengan Kabupaten Solok Selatan tepatnya di Nagari Lolo, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
Peristiwa ini terjadi pada Senin, 1 Januari 2024, sekitar jam 05 pagi. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Material longsor menimbun badan jalan kurang lebih 100 meter, dengan ketinggian 10 meter, otomatis jalan lintas Padang – Kerinci dan Solok Selatan, lumpuh total, tidak bisa dilalui.
Seperti dilansir rri.co, Bupati Solok, Epyardi Asda begitu mendapat laporan, langsung menugaskan dinas terkait menangani masalah tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Solok, pun segera mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menimbun badan jalan.
“Sudah diterjunkan tim ke lokasi. Meski itu jalan Nasional tapi kami tetap menurunkan alat berat karena longsor mengganggu arus lalu lintas dari berbagai daerah termasuk dari provinsi lainnya,” ujar Bupati Epyardi Asda.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Solok, Irwan Efendi mengatakan bahwa alat berat sudah diturunkan, termasuk tim yang membawa sinsaw untuk memotong ranting kayu yang menutup jalan.
“Tim TRC sedang ke lokasi, karena banyak juga pohon yang tumbang menutup jalan. Doakan saja cepat selesai,”ujar Irwan Efendi.
Namun, menurut pengakuan beberapa warga Solok Selatan, sore Senin kemarin badan jalan yang tertimbun longosr sudah dapat dilintasi kendaraan, “kami sudah dapat lewat, walau alat berat masih bekerja membuang material longsor ke jurang sepanjang jalan”, ujar salah seorang penumpng mobil travel kepada LiraNews.com di sebuah rumah makan di Aie Batumbuak Solok, sore Senin. (***)