Jakarta, LiraNews — LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) besutan aktivis dan wartawan kawakan, HM. Jusuf Rizal kian populer di masyarakat setelah membongkar kasus korupsi Bupati Probolinggo Putut Tantriana Sari yang kemudian terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada akhir Agustus kemarin.
Membongkar kasus korupsi Bupati Probolinggo tidaklah mudah. Sebab Bupati itu didukung suaminya Hasan Aminudin, Anggota DPR RI dari Partai Nasdem, Tokoh NU dan memiliki dukungan pesantren. Mereka merupakan dinasti kuat di Kabupaten Probolinggo.
Namun keberanian LSM LIRA dalam membongkar kasus korupsi Bupati dan Dinasti Hasan Aminudin, membuat masyarakat senang. Selama 18 tahun Dinasty Berkuasa, hampir dikatakan semua jaringan baik eksekutif, legislatif dan yudikatif dikuasai.
“Para penegak hukum mandul. DPRD Probolinggo juga telah kehilangan fungsi sehingga tidak mampu lagi menjadi lembaga kontrol. Sementara KKN kian marak yang melibatkan kroni Dinasti Hasan Aminudin- Tantriana Sari,” tegas Bupati LSM LIRA Probolinggo, Syamsudin kepada media melalui pesan WhatsApp.
Perlu diketahui, Hasan Aminudin merupakan Bupati Probolinggo dua periode (2003-2008) dan (2008-2013) atau 10 tahun berkuasa. Baru kemudian dilanjutkan “sang permaisuri” Puput Tantriana Sari hampir dua periode (2014-2019) dan (2019-2024). Namun baru delapan tahun berkuasa Tantriana ditangkap KPK.
Presiden LSM LIRA, HM. Jusuf Rizal, ketika dimintai komentar oleh wartawan mengatakan, sebenarnya kasus KKN ini sudah lama terjadi di Kabupaten Probolinggo, semasa kepemimpinan Hasan Aminudin, 2003-2013.
Jusuf Rizal yang merupakan pria berdarah Batak Madura menyebut LSM LIRA sudah melakukan investigasi dan mempelajari pola hingga keterkaitan dengan Pondok Pesantren besar di Probolinggo yang juga milik Hasan Aminudin. Hasil korupsi diduga juga mengalir ke pesantren tersebut.
“Jadi saat LSM LIRA Probolinggo dibawah Kepemimpinan Syamsudin bergerak, sebagian modus sudah dipelajari. Juga berkat peran wartawan yang turut membantu sebagai “mata dan telinga” di mulai dari desa,” papar Jusuf Rizal, Sekjen MOI (Media Online Indonesia) itu.
LSM LIRA saat ini memang mengembangkan Jaringan Media Nusantara (JMN) yang mengembangkan media online liranews, LiraTV, Tabloid LiranNews dan Radio LIRA. Kemudian mengembangkan Program Satu Desa, Satu Wartawan sebagai “mata dan telinga” mengawasi kinerja pemerintahans mulai dari Desa hingga ke Pusat
Keberadaan LSM LIRA yang dibentuk dari embrio Blora Centar (Tim Rekawan SBY-JK Tahun 2004) tidak bisa dipandang sebelah mata. LIRA satu-satunya LSM yang berani membongkar kasus korupsi Alkom dan Jarkom di Mabes Polri yang melibatkan Suami Yuni Shara, Hendri Siahaan saat itu (Tahun 2007).
Kemudian membongkar Rekening Gendut Pati Polri, Rekening Gendut Banggar DPR RI, serta memenjarakan banyak Gubernur, Bupati dan Walikota yang terlibat Korupsi, seperti Gubernur Sumut, Gatot, Bupati Sampang, Pamekasan, Simalungun, Malang, Magetan, Karo, Walikota Probolinggo, Bontang, dll.
“Jadi keberhasilan LSM LIRA membongkar KKN Dinasty Hasan Aminudin di Probolinggo, merupakan bukti selama 16 tahun, LSM LIRA tetap konsisten sebagai lembaga penggiat anti korupsi,” ujar Jusuf Rizal.
Dengan dukungan masyarakat, kata Jusuf Rizal berbagai kasus KKN semestinya bisa dibongkar. Masyarakat tidak perlu takut. Karena kasus KKN di setiap Propinsi maupun Kabupaten Kota, masih marak. Itu sangat merugikan masyarakat,” ujar Jusuf Rizal.
LSM LIRA, menurut Jusuf Rizal yang juga Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia) membantu Penerintahan Jokowi-KH.Ma’ruf Amin memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Jika ada kasus KKN, LSM LIRA membuka kotak pengaduan melalui email : dpp.lira@gmail.com dan Hotline: 0816-1954-152, tegasnya.