Dianggap Seronok, Kostum Cinta Laura di JFC Dikecam

Jember, LiraNews – Jember Fashion Carnaval (JFC) hari Minggu sore (4/8/2019) berakhir. Karnaval busana terbesar dan termegah di Indonesia ini ditutup dengan penampilan Cinta Laura artis papan atas ibu kota.

Namun penampilan busana Cinta Laura Kiehl di JFC 2019 yang mengambil tema Tribal Grandeu atau kemegahan busana suku-suku tradisional menyisakan polemik.

Polemik dipicu oleh busana atau kostum yang disandang oleh Cinta saat defile dan saat di arak diatas kendaraan khusus.

Busana dengan tema hudoq dari suku Dayak di Pulau Kalimantan tersebut dinilai terlalu seronok dan menjurus mengumbar aurat.

Seperti yang disampaikan oleh salah tokoh muda NU Jember, Ayub Junaidi atau akrab dipanggil Ayub. Menurut Ayub penampilan Cinta Laura mencoreng JFC dan melecehkan Jember sebagai kota Santri.

“ Gak nyangka jember yg dulunya kota santri jadi kota pengumbar “aurat” dan itu di melewati masjid kebanggaan warga jember Al Baitul Amien,” kata Ayub yang juga sebagai ketua GP Ansor Jember.

“Harusnya pagelaran-pagelaran seperti itu mengangkat budaya lokal dan menghormati jember yang terkenal dgn kota santri,” lanjut Ayub.

Ayub juga mengatakan saat ini tidak ada seleksi pakaian. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Saya ingat zaman Pak (Bupati) Djalal, ada seleksi pakaian yang akan ditampilkan sebelum JFC agar tidak terlalu mengumbar aurat dan bertentangan dengan norma budaya Jember,” katanya.

Sementara itu Ketua MUI Jember Prof. Abdul Halim Subahar, juga memberikan komentar cukup keras dengan penampilan wanita cantik yang pernah menjajal bermain dalam salah satu film di Hollywood itu.

“Jauh-jauh datang ke Jember kok hanya pamer aurat,” kata pria yang akrab dipanggil Gus Halim ini, Senin siang (5/8/2019).

Menurut Prof Halim, Yayasan JFC sebagai penyelenggara dan penggagas desain busana untuk artis cantik itu, telah gagal untuk memberikan tontonan yang baik dan ciri khas dari Jember.

Panitia gagal (dalam) mendesain kostum JFC (bagi Cinta). Kostum seperti itu, tidak pantas dipertontonkan di ruang publik! Jika misi JFC seperti itu, harus segera distop, dihentikan,” tegasnya.

“Gak ada yang bisa dibanggakan. Penampilan begitu akan merusak moral generasi muda. Terkait tindak lanjut berikutnya, saya koordinasikan dengan pengurus MUI,” imbuhnya menegaskan.

Reporter: Rio Christiawan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *