Depok, LiraNews – Walaupun PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 2023 sudah usai, bukan berarti segala sesuatunya pun selesai. Masih ada beberapa siswa/anak kandung prajurit gagal masuk ke SMA Negeri Depok.
SMA Negeri 8 yang terletak di Cilodong, Depok, Jawa Barat, salah satunya yang memberikan 2 Rombel (Rombongan Belajar) bagi siswa/anak kandung prajurit TNI khususnya Konstrad, yang setiap Rombelnya diisi oleh 36 Siswa sesuai dengan Pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 untuk SMA paling sedikit ada 20 peserta didik dan paling banyak 36 peserta didik.
Menurut keterangan Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Depok, Agus Suparman saat ditemui menjelaskan, untuk warga sekitar sekolah dalam hal ini Asrama Kostrad diberikan 2 ruang kelas yang berisikan 36 siswa/kelas.
“Kami telah memberikan 2 Rombel khusus bagi anak kandung prajurit yang berada di Kostrad. Dengan masing-masing kelas 36 siswa,” kata Agus Suparman, saat ditemui beberapa waktu lalu di parkiran sekolah.
Bahkan lanjut Agus, pihaknya telah mendapatkan arahan oknum yang ditunjuk untuk mengakomodir seluruh anak kandung prajurit yang mau masuk ke SMA Negeri 8.
“Sudah ada yang ditunjuk untuk mengakomodir seluruh anak kandung prajurit,” lanjutnya.
Namun pada kenyataannya masih ada anak kandung prajurit di asrama Kostrad tidak diakomodir. Siapa yang bermain di sini, apakah oknum di Kostrad atau panitia PPDB sekolah SMA Negeri 8 Depok.
Tidak Tahu ada 2 Rombel Untuk Kostrad
Sementara itu, oknum Kostrad yang telah ditunjuk tidak mengetahui bahawa terdapat 2 Rombel bagi anak kandung prajurit.
“Wah saya sama sekali tidak tahu kalau pihak sekolah memberi 2 Rombel bagi kami,” ujar seseorang oknum yang diberi mandat untuk mengakomodir anak prajurit di Asrama Kostrad, saat bertemu dibilangan GDC bulan Juli lalu.
Dia menambahkan, bahwa saat ini dirinya hanya menerima 36 siswa/anak kandung prajurit Kostrad.
“Saat ini saya hanya mengakomodir 36 siswa dari anak kandung saja, di luar itu saya tidak tahu,” tambahnya.
Yang menjadi pertanyaan Oknum siapa lagi yang bermain mengisi kekosongan 1 Rombel yang bilamana diisi oleh 36 siswa sesuai aturan yang berlaku.
Group WA Wali Murid 23 Peserta
Informasi yang masuk ke meja redaksi sangat mengejutkan, bayangkan dari 2 Rombel yang diberikan pihak sekolah kepada siswa/anak kandung prajurit di Asrama Kostrad ternyata hanya terdiri 23 peserta.
Siapa yang mengisi sisa Rombel tersebut. Bila total 1 Rombel diisi 23 peserta didik dari yang seharusnya 36 peserta didik, maka terdapat sisa 13 bangku kosong (siapa yang bermain). Dan bila dijumlahkan dengan 2 Rombel yang diberikan maka terdapat 49 bangku kosong.
Melihat hal ini ada dugaan oknum yang bermain menjual bangku kepada pihak yang tidak bertanggung jawab dengan dugaan menggunakan data dari prajurit yang berada di Asrama Kostrad.
Perlu dilakukan evaluasi kembali terhadap pihak-pihak yang ditunjuk baik dari SMA Negeri 8 Depok dengan pihak Kostrad.
Oknum Panitia Minta Tanda Terimakasih
Tidak hanya sampai dipersoalan anak kandung prajurit gagal masuk atau tidak diakomodir, namun sangat disayangkan terdapat sebuah WhatsApp yang diedarkan oleh oknum untuk meminta uang tanda terimakasih kepada pihak sekolah, karena semua siswa/anak kandung prajurit di Asrama Kostrad sudah diterima masuk.
Dari isi WhatsApp tersebut oknum meminta kepada wali murid yang nota bene anak prajurit untuk memberikan tanda terimakasih kepada 7 personil Panitia PPDB SMA Negeri 8 Depol di luar Kepala Sekolah dengan nominalnya sebesar Rp1.5 juta/per orangtua siswa.
Semua dana tersebut dikolektifkan oleh oknum dan diserahkan kepada pihak sekolah.
Siapa yang bertanggungjawab terhadap hal ini, apakah Ketua Panitia PPDB dan Kepala Sekolah mengetahui adanya permintaan uang sebagai bentuk terimakasih orang tua siswa kepada pihak sekolah..???