DLH Propinsi Fasilitasi Pendampingan Budi Daya Maggot

Ket gambar : Tim pendamping dari bank sampah bumi mepokoaso dan kepala desa wukusao
Ket gambar : Tim pendamping dari bank sampah bumi mepokoaso dan kepala desa wukusao

Eka Satria Putra, Konawe,Liranews – Jum’at, 2 Agustus 2024 | 10:00 WITA

Pendiri Bank Sampah Bumi Mepokoaso Kab.Konawe Aswan didampingi Kepala Desa Wukusao Mahamid saat memberikan sosialisasi tentang budi daya maggot.

SEMENTARA itu, DLH Propinsi juga berupaya untuk mengurangi produksi sampah hingga di skala rumah tangga.

Read More

Salah satunya dengan memfasilitasi pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat untuk budi daya maggot.

Bersama Founder Bank Sampah bumi mepokoaso dan Kepala Dinas lingkungan hidup sulawesi tenggara Dr. Andi Makkawaru
Bersama Founder Bank Sampah bumi mepokoaso dan Kepala Dinas lingkungan hidup sulawesi tenggara Dr. Andi Makkawaru

Kepala DLH Propinsi DR. Andi Makkawaru menjelaskan, tahun ini DLH propinsi menggagas program pengelolaan sampah organik melalui budi daya maggot.

Dalam pelaksanaanya, inovasi ini diterapkan di beberapa Kabupaten termasuk konawe.

“Untuk itu, kami dari DLH memberikan pelatihan sekaligus pendampingan bagi warga yang menjadi perwakilan RW (rukun warga) di masing-masing Desa”, ujarnya.

Menurutnya, pelatihan dan pendampingan telah digulirkan mulai Juli. Yakni dimulai dengan bimbingan teknis (bimtek).

Selanjutnya, ungkap Andi, DLH menggandeng Bank Sampah Bumi Mepokoaso untuk memberikan pendampingan kepada calon pembudi daya maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) ini.

“Tim telah memberikan pendampingan fase pertama terkait penetasan telur maggot”. bebernya.

Tak hanya itu, Aswan sebagai Founder Bank sampah bumi mepokoaso akan lakukan pendampingan langsung serta memantau proses pembesaran maggot.

Pada tahap tersebut, makanan yang diberikan kepada larva BSF berasal dari sampah organik yang dihasilkan dari rumah masing-masing.

Ket gambar : bersama kelompok masyarakat pembudidaya maggot desa wukusao kec.wonggeduku barat kab.konawe
Ket gambar : bersama kelompok masyarakat pembudidaya maggot desa wukusao kec.wonggeduku barat kab.konawe

BERNILAI EKONOMIS: Warga saat mengikuti pelatihan dan pendampingan budi daya maggot didesa wukusao kec.wonggeduku kab.konawe

“Baik dari sampah dapur seperti sisa makanan, buah, maupun sayuran bisa dijadikan pakan maggot. Sehingga diharapkan sampah organik habis di tingkat rumah tangga”, papar Andi.

Pendampingan akan terus dilaksanakan hingga masyarakat benar benar paham mulai pada masa pre-pupa atau fase larva bermetamorfosis menjadi lalat.

Di sela tahapan tersebut, tim pendamping juga akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev).

Dikatakan Andi, hasil dari budi daya maggot akan sepenuhnya dimanfaatkan oleh warga sendiri. Baik untuk mengurangi biaya pakan ternak baik unggas maupun ikan, atau bisa dijual langsung untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

’’Kalau produksinya berlimpah, maggot juga bisa dikeringkan dan bisa dijual sebagai pakan ikan atau burung,’’ pungkas dia. (Eka/LN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *