Surabaya, LiraNews – Hiruk pikuk Pilkada Kota Surabaya 2020 semakin menarik, berbagai kandidat sudah mulai bermunculan.
Catur Setnoaji Pengamat komunikasi politik asal UPN Veteran Jawa Timur memberikan padangan tsntang calon Walikota Surabaya, seperti yang dimuat dalam www.antaranews.com, Jum’at (26/7). Catur menilai bahwa figur birokrat sangat layak muncul sebagai kandidat pada bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya tahun 2020.
“Surabaya butuh sosok birokrat yang mengerti dan sudah berbuat untuk kota ini,” ujarnya.
Menurut dia, tidak sedikit birokrat yang sudah membuktikan kinerjanya dan membantu Tri Rismaharini sebagai wali kota selama dua periode.
Pernyataan Suratno tersebut mendapat tanggapan dari Wakil Rektor Unitomo, Dr Meithiana Indrasari ST MM. Kepada LiraNews.com, Dr.Meithiana menyampaikan bahwa calon yg berlatar belakang birokrasi (birokrat) memiliki keunggulan dalam penguasaan administrasi pemerintahan, mempunyai integritas kepribadian, displin dan dukungan dari birokrasi.
Tetapi kelemahannya adalah kurang memiliki keberanian dalam melakukan terobosan program. Sedangkan calon yg berlatar belakang aktivis mempunyai keunggulan dalam pemahaman terhadap aspirasi dan memahami kehendak rakyat, namun banyak yg tidak menguasai sistem administrasi pemerintahan. Menurut saya, yang paling bagus jika calon itu memiliki layar belakang keduanya yaitu kombinasi birokrat aktivis atau aktivis birokrat. Ujarnga.
Methiana menambahkan Dalam diri calon yang seperti ini akan mempunyai keunggulan. Pertanyaanya adalah apakah sekarang ada calon yang mempunyai keunggulan tersebut ? Marilah, sebagai warga Kota Surabaya kita pilih calon terbaik yang mampu membawa kehidupan kita menuju pada kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan.
“Semua calon dari latar belakang apa saja bagus, yg penting mendapatkan dukungan dari partai politik utk mencalonkan diri dan mendapatkan dukungan rakyat agar terpilih”, pungkasnya.
Terkait pendapat Dr Meithiana tersebut, LiraNews.com menghubungi salah satu Birokrat yang juga aktivis dan digadang-gadang menjadi Cawali Surabaya yang selain menjadi tokoh aktivis, yaitu Firman Syah Ali.
Firman sapaan akrabnya menyatakan sepakat dengan pendapat Wakil Rektor Unitomo tersebut. Menurut Firman, aktivis itu pejuang rakyat, biasa bersentuhan dengan keluh kesah rakyat sehari-hari. “Aktivis parpol maupun ormas insya Allah lebih peka terhadap aspirasi masyarakat, dan lebih memiliki hubungan emosional bahkan spiritual dengan massa” tandasnya. (ik)