TARAKAN, LIRANEWS.COM | Dugaan penyelundupan komoditas gula pasir dan beras asal Tawau, Malaysia, kembali mencuat di wilayah perairan utara Kalimantan. Belum lama ini, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sebanyak 19,6 ton gula pasir dan beras bersubsidi asal Malaysia di Perairan Sei Nyamuk, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan.
Meski begitu, dugaan praktik serupa juga ditemukan di Kota Tarakan. Seorang pengusaha berinisial HH disebut-sebut melakukan kegiatan bongkar muat gula pasir dan beras dalam jumlah besar yang diduga berasal dari Malaysia. Proses bongkar muat itu terjadi pada Jumat (23/5/2025) sekitar pukul 00.07 WITA di Dermaga SDP Tengkayu 1 Tarakan, menggunakan kapal KLM MI.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, jumlah komoditas yang diturunkan mencapai 50 hingga 70 ton. Aktivitas tersebut dilakukan pada malam hari dan disebut-sebut melalui jalur yang melewati Pos TNI AL serta Kantor Polres Tarakan menuju lokasi penyimpanan.
Saat dikonfirmasi oleh wartawan Liranews.com, HH, yang akrab disapa Bu Haji itu mengatakan bahwa kehadirannya langsung dalam kegiatan bongkar muat tersebut bertujuan untuk memastikan anak buahnya bekerja dengan baik. “Harus dikontrol anak-anak itu supaya mereka rajin dan tidak main-main dalam bekerja,” ujarnya.
Namun, saat dimintai konfirmasi apakah benar barang yang dibongkar tersebut berasal dari Malaysia, HH tidak mengakuinya.
Abdul Rahman, Gubernur LSM LIRA Kalimantan Utara, menyampaikan kekhawatirannya atas dugaan lemahnya pengawasan aparat terhadap aktivitas bongkar muat di dermaga tersebut. Ia menyebut adanya kemungkinan keterlibatan oknum atau pihak-pihak tertentu yang membuat kegiatan serupa berulang tanpa tindakan hukum.
“Jika aparat penegak hukum bekerja profesional, seharusnya tidak ada perbedaan perlakuan. Di satu sisi, banyak kapal ditindak karena membawa barang ilegal, tapi di sisi lain ada kegiatan besar seperti ini yang seolah dibiarkan. Kami mempertanyakan peran Bea Cukai, Syahbandar, TNI AL, Polairud, Polres Tarakan, hingga Polda Kaltara,” ungkap Abdul Rahman.
Laporan Eko Yulianto
Kolom Komentar