JAKARTA, LIRANEWS.COM | Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sumatra menggelar demonstrasi besar-besaran pada Selasa, (20/05/2025) di Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi V DPR RI Mori Hanafi menyetujui aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ribuan ojol tersebut.
Mori menyatakan, salah satu yang diprotes oleh pada demo pengemudi ojol tersebut adalah potongan dari aplikator yang sangat tinggi untuk pengemudi ojol tersebut.
“Demi keadilan saya harap para pengemudi ojol ini tetap teruskan perjuangan,” kata Mori kepada para wartawan, Selasa (20/05/2025).
Mori mengambil contoh bila misal seorang pengemudi perharinya mendapatkan penghasilan sebanyak Rp100.000 bila dipotong dengan biaya aplikator sebesar 30% yang artinya sebanyak Rp 30.000 itu merupakan jumlah yang sangat besar.
Belum lagi, ujar Mori, bila seorang pengemudi yang merawat mobil sendiri maka ada perawatan untuk kendaraan tersebut belum lagi para pengemudi tersebut tidak dijamin ketenagakerjaannya.
“Jadi benar-benar potongan 30% tersebut tidak fair betul dan terlalu tinggi. Terus kalau satu hari itu misal ada sekitar 2,3 juta sampai 2,8 juta transaksi ojol di seluruh Indonesia per hari. Terus kali sekian, misalnya kalau rata-rata anggap Rp30 ribu. Kemudian 30 persennya, Rp9 ribu. Kali sekian 2,3 juta tadi itu. Berarti berapa ini? Berapa puluh miliar yang diperoleh aplikator,” ujar Mori.
Politisi Partai NasDem itu bahkan mendengar bila seorang pelanggan memesan makanan pada aplikasi menggunakan promo maka itu juga dipotong dari penghasilan yang diperoleh pengemudi ojol.
Mori mendorong demo yang dilakukan oleh pengemudi ojol ini dapat memberikan keadilan bagi pengemudi ojol itu sendiri.
Dirinya pun berharap, adanya demo ini maka dengan kesadaran penuh operator mau menurunkan paling maksimal hanya 10 persen.
“Kita bisa bayangkan kalau misalnya potongan dari mereka itu 30 persen, bahkan kadang-kadang lebih, kemudian bisa turun menjadi 10 persen. Maka otomatis kesejahteraan mereka akan jauh meningkat,” imbuh Mori.
Bayangkan, tambah Legislator asal Dapil NTB 1 ini, misalnya pendapatan para ojol rata-rata sehari kita anggap Rp500.000. kalau dipotong 30% itu Rp150.000.
“Nah kalau 10% itu kan hanya Rp50.000 dan itu saya rasa tidak memberatkan para pengemudi. Jadi saya dukung penuh driver ojol ini mendapatkan keadilan,” tuntas Mori Hanafi. LN-DAN
Kolom Komentar