Jakarta. LiraNews – Guna meningkatkan perekonomian masyarakat Sumatera Utara khususnya Kabupaten Simalungun, Forum Komunitas Bela Nusantara Indonesia (FKBNI) mengadakan kerjasama dengan Pemkab Simalungun untuk bersinergi membangun kesejahteraan rakyat Indonesia dalam menanam pohon dengan hati.
“Saya akan segera wujudkan konsep penanaman pohon karena menanam pohon adalah ibadah yang paling nyata untuk rakyat khususnya di Kabupaten Simalungun,” ujar Ketua Umum DPP FKBNI Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, Mkes.
Dikatakan Jon Piter Sinaga, sesuai dengan programnya FKBNI seperti gerakan sahabat pohon nusantara dengan humanis akan merealisasikan penanaman pohon di Kabupaten Simalungun.
“Dengan menanam pohon selain meningkatkan nilai ekonomi masyarakat sekitar juga membantu pemerintah dalam meningkat ekspor komoditas pertanian, “terang Inisiator FKBNI yang memiliki cabang di 34 Propinsi ini.
Seperti diketahui Indonesia adalah negara dengan iklim yang mendukung sektor pertanian hal ini yang mendorong PT Serayu Makmur Kayuindo untuk berbuat banyak khususnya dalam menanam pohon.
Dimana dunia kedepannya akan menghadapi krisis air dan pangan tentu Serayu Grup sudah mengantisipasinya sejak 1995 dengan menanam pohon di 15 propinsi di Indonesia.
Puncaknya 1999-2000 menurut Hasan PT Serayu Makmur Kayuindo mendirikan Pabrik Kayu Lapis di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah untuk orientasi kebutuhan dalam negeri dan ekspor dengan penyerapan tenaga kerja yang signifikan mengingat Banjarnegara merupakan kabupaten termiskin di propinsi Jawa Tengah waktu itu.
“Motto Serayu Grup yakni menanam pohon dengan sistem tumpang sari karena merupakan ibadah yang paling nyata, untuk sejahtera rakyat,” ujar Hasan selaku Dirut PT Serayu Makmur Kayuindo, di Simalungun, Sabtu (06/02/2021).
Seiring waktu berjalan, Serayu Grup menangkap peluang usaha yang menjanjikan, Hasan selaku CEO bergerak cepat melakukan silahturahmi dan sosialisasi penanaman pohon ke berbagai daerah belum lama ini ke pulau Sumatera. Terbaru adalah Kabupaten Simalungun animo masyarakat dan pemda sangat antusias.
Menanam pohon dengan sistem tumpang sari, katanya akan mensejahterakan masyarakat sekitar dan membawa bangsa Indonesia sebagai eksportir terbesar didunia.
Belakangan ini banyak pabrik melakukan PHK akibat pandemi Covid-19. Namun menurut Hasan sebagai pengusaha yang bergerak di bidang produsen kayu lapis ini, bahwa apa yang telah dilakukan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin , dalam menjalankan beberapa program ekonominya saat menghadapi situasi pandemi Covid-19 sudah bagus.
“Sebenarnya sudah mulai kelihatan berjalan bagus, terutama bantuan-bantuan yang diberikannya baik untuk bantuan perpajakan dan bantuan subsidi kepada rakyat, “tambahnya.
Apalagi dalam statemen yang di sampaikan oleh Presiden Jokowi untuk melakukan transaksi belanja di semua bidang usaha, supaya ekonomi berjalan dengan baik. Semisal runtuhnya Industri dengan adanya pandemi Covid-19 dampaknya ini bukan hanya di Indonesia saja akan tetapi Covid-19 diseluruh dunia.
Sebagai Sahabat Pohon Nusantara di FKBNI, kata Hasan, mereka para pengusaha disektor industri, disaat ingin menjalankan usahanya kembali masih banyak menghadapi berbagai macam persoalan. Namun yang terpenting adalah ketahanan pangan dan perkayuan. Perihal tersebut sudah ia sampaikan dari tahun 2000, dikarenakan timbul dari keprihatinan negara ini akan menghadapi krisis air dan pangan.
Dalam paparannya depan FKBNI, Pemkab Simalungun dan Kepala Desa dan perwakilan Se-Kab Simalungun, di Hotel Siang Asong, Pematang Siantar- Medan, Hasan sebagai Sahabat Pohon Nusantara FKBNI mengatakan, kondisi ketahanan pangan saat ini sangat memprihatinkan. Banyak sekali area di Indonesia yang terlantar dan tidak produktif. Oleh karena itu harus segera ditangani dengan benar sehingga akan mensejahterakan rakyat.
“Saya menyarankan kepada pemerintah daerah tentang pertanian dan penanaman pohon. Dengan nanam pohon masa panen 7 tahun keuntungan minimal 1 M- 3 M, “urainya.
Hasan menambahkan, kekurangan informasi yang disampaikan pemerintah kepada rakyatnya bisa menyebabkan negara ini nantinya bisa berdampak terhadap kerawanan pangan maupun banyaknya pengangguran.
“Program penanaman pohon harus kita lakukan dengan cara tumpang sari yaitu tanaman palawija bisa dari sayur-sayuran, cabe, Jagung, padi gogo untuk kesejahteraan rakyat. Namun harus diperhatikan soal menanam untuk tidak bersamaan. Dikhawatirkan, nantinya panen raya akan terjadi sehingga harganya yang anjlok,” imbuhnya
Masih menurut Hasan, jangan sekali-sekali memiliki berpola pikir yang tidak rasional “mau mengambil emas di Monas sampai kapan pun tidak tercapai,” ataupun mengadu nasib di Ibukota Jakarta, karena sekarang ini sudah memasuki jaman Industri Four Point Giro (4 -O)
Menurutnya, menanam pohon itu bisa meminimalkan terjadinya bencana longsor, bencana angin. Sedangkan manfaatnya menanam pohon juga dapat menyerap carbon dan menahan pemanasan bumi.
“Karena dengan hasil riset, ketinggian pohon 10 meter berdiameter 15 cm bisa menyimpan 40 liter air per24 jam. Jadi saya bilang ini tentunya ibadah yang paling nyata,” terangnya.
Sementara itu Wakil Bupati Simalungun Ruslan Siregar berharap dengan pengembangan penanaman pohon yang dilakukan oleh Serayu Grub tidak memberi janji, tapi bisa memberikan bukti untuk kesejahteraan masyarakat Simalungun kedepan.
“Saya mengapresiasi kegiatan gerakan penanaman pohon oleh Serayu Grub di daerah yang kurang produktif untuk palawija dan holtikultura khususnya di Simalungun Atas dan Tengah. Saya juga berharap, selain ditanami pohon hutan,l juga tanami pohon yang produktif agar bermanfaat masyarakat sekitar, semisal durian,” tandasnya. LN-Abuzakir Ahmad.