Genre Educamp 2019 Upaya Bkkbn Hadapi Permasalahan Remaja

LiraNews, Jakarta — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Banjarbaru (05 Juli 2019) – Permasalahan remaja pada saat ini merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Disamping jumlahnya yang sangat banyak, yaitu mencapai 27.6% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 64 juta jiwa (SP 2010), juga rentan akan terjadinya kawin muda, terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA serta kenakalan remaja lainnya. Fakta menunjukkan sebagian remaja kini dihadapkan pada situasi yang sangat memperhatinkan seperti seks pranikah, narkoba, dan lainnya. Masalah lainnya adalah masih tingginya pernikahan dini.

Pernikahan dini menempatkan remaja putri dalam resiko tinggi terhadap kehamilan dini dan kehamilan tidak diinginkan, dengan konsekuensi ancaman kehidupan. Pencegahan pernikahan dini akan membantu penurunan resiko infeksi pada saat melahirkan bahkan ‘ancaman’ kematian pada saat ibu melahirkan serta bayi cacat lahir. Bila trend ini terus berlanjut, 142 juta remaja putri akan melakukan pernikahan sebelum mereka berusia 18 tahun sebelum tahun 2020. Hal ini berarti 14,2 juta remaja putri melakukan pernikahan setiap tahun atau 39.000 setiap hari.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam sambutannya pada pembukaan GenRe Educamp 2019 mengungkapkan, “Remaja merupakan individu-individu calon penduduk usia produktif yang pada saatnya kelak akan menjadi subjek/pelaku pembangunan sehingga harus disiapkan agar menjadi SDM yang berkualitas,” ungkap hasto

Kegiatan GenRe (Generasi Berencana) Educamp 2019 di Kiram, Banjarbaru diikuti oleh 192 remaja dari seluruh Indonesia hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor serta Ketua Tim Penggerak PKK Pusat Ibu Tjahjo Kumolo. Kegiatan ini sebagai respon BKKBN dalam menghadapi persoalan remaja. BKKBN bekerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah maupun mitra kerja lain seperti BNN, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepolisian, dan LSM (PKBI, Citra Mitra Remaja, Youth Centre, Granat,dll) termasuk juga pemerhati remaja telah melakukan berbagai upaya melalui berbagai program dan lintas sektor.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menambahkan, “Remaja merupakan individu-individu calon pasangan yang akan membangun keluarga dan calon orangtua bagi anak-anak yang dilahirkannya sehingga perlu disiapkan agar memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga. Kesiapan berkeluarga merupakan salah satu kunci terbangunnya ketahanan keluarga dan keluarga yang berkualitas sehingga diharapkan mampu melahirkan generasi yang juga berkualitas,” tegas Hasto.

Berdasarkan data RPJMN 2017 menunjukkan bahwa usia kawin pertama pada kelompok umur 15 – 19 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan pada angka 40 sedangkan angka di nasional 33 tahun 2017, sedangkan target Provinsi Kalsel pada tahun 2018 adalah 36. Sementara itu data usia kawin petama perempuan (UKP) di Provinsi Kalimantan Selatan masih di angka 19 tahun, sedangkan untuk target nasional tahun 2018 adalah 19,8. Padahal angka rata-rata UKP di tingkat nasional adalah 21 tahun, hal ini menunjukkan perlu bahwa ASFR dan UKP di kalsel masih dibawah rata-rata nasional.

Sejak tahun 2007 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) telah menginisiasi pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Namanya kemudian berkembang menjadi PIK Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M) dalam rangka Pembinaan Ketahanan Remaja sebagai bagian dari upaya Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga serta Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. LN-AZA

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *