Tangsel, LiraNews – Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan, Bung Wanto Sugito menyoroti pernyataan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam konferensi pers, Minggu (3/10/2021) kemarin.
“Sebagai kader Banteng saya sangat tersinggung dengan pernyataan sdr Herzaky, Jubir Demokrat. Selain ngawur, Herzaky tidak paham sistem politik saat itu, dimana MPR RI kedudukannya sebagai lembaga tertinggi. MPR itu terdiri dari DPR RI dan DPD RI. Jadi kalau mau main tuduh, harusnya ke Amien Rais, bukan ke Ibu Megawati,” ujar Wanto dengan nada tersinggung.
Wanto geram lantaran Herzaky mengatakan Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri menggulingkan Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
“Partai Demokrat ini berdiri dimulai ketika Pak SBY waktu itu di MPR ketika ada pemilihan wakil presiden dari Ibu Megawati yang baru saja menggulingkan Bapak Gus Dur,” ujar Herzaky dalam konferensi pers ‘Demokrat Berkoalisi dengan Rakyat’ vs ‘Moeldoko Berkoalisi dengan Yusril’, Minggu (3/10/2021).
Wanto memberi ultimatum, sekiranya Demokrat tidak segera meminta maaf dan mengganti jubir tersebut (Herzaky), Kader Banteng siap berhadapan dengan Partai Demokrat.
Wanto selanjutnya menyarankan daripada tembak ke mana-mana tanpa dasar, sebaiknya Partai Demokrat jelaskan kemenangan manipulatif penuh kecurangan sehingga perolehan suara Partai Demokrat di 2009 naik 300 persen karena penggunaan bansos, manipulasi DPT, penggunaan aparat hukum dan lainnya.
“Hasilnya, kader Demokrat banyak yang korupsi karena semua ikut perilaku pemimpinnya yang selalu kedepankan pencitraan. Saya siap debat terkait dengan kecurangan Pemilu yang dilakukan Demokrat,” ujar Wanto.
Bagi kader Banteng, lanjut Wanto, sekali menyentuh harkat dan martabat Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri, maka akan bersentuhan dengan kader Banteng yang militan.
“Atas dasar hal tsb, saya berikan waktu kepada sdr Harzaky untuk meminta maaf. Jika tidak, maka karma politik akan terus melanda Demokrat seperti pengungkapan kasus Narkoba, korupsi berjamaah yang melanda kader-kader muda, dimana banyak yang menyebut campur tangan putra kesayangan petinggi Demokrat tersebut,” ujar Wanto yang sekaligus Ketua Umum DPP Repdem.
Wanto mempersilahkan Jubir Demokrat mengadakan klarifikasi langsung kepada Amien Rais atas masalah tersebut.
“Antara Bu Mega dan Gus Dur itu terjalin persahabatan sejati, jadi jangan dipecah belah urusan poltik. Sebaiknya Demokrat konsolidasikan saja internalnya daripada campur tangan ke Partai lain,” tegas Wanto.
Ia juga menjelaskan bahwa seluruh kader PDIP diajarkan untuk tidak pernah melakukan intervensi terhadap urusan rumah tangga partai politik lain, jadi jangan coba-coba Demokrat melakukan hal-hal yang semakin memperburuk situasi, terlebih ini sedang pandemi.
“Demokrat lebih baik ngurus rakyat, daripada melakukan fitnah yang tidak bisa dipertanggung jawabkan”, kata Wanto.
Lebih lanjut Wanto menegaskan bahwa di PDI Perjuangan para kader diajarkan prinsip Satyam Eva Jayate. Yang artinya, kebenaran akan menang pada akhirnya. Keyakinan ini pula yang mendorong PDIP terus menempuh jalur hukum, ideologi, kerakyatan dan kebenaran yang bertumpu pada Pancasila, UUD 1945.
Wanto mengingatkan, karma politik dan menyindir pihak-pihak yang menggunakan cara-cara kotor dalam mengerek popularitas dengan membangun kesan terzalimi.
Ia melanjutkan, PDI Perjuangan akan selalu bertahan pada keyakinan bahwa siapa yang menebar angin akan menuai badai. Karena itu, politik baginya adalah pengabdian dan berkeadaban.