Jakarta, LiraNews.com – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak punya adab, jika benar ingin memanggil Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terkait kisruh Harun Masiku.
“Tidak punya adab itu. Saya denger rencana KPK mau panggil Ibu Megawati soal Harun Masiku. Apa yang disampaikan KPK sangat tidak tepat dan tidak beradab,” kata Habib Syakur kepada awak media melalui sambungan telepon, Minggu (29/12/2024).
Bagi Habib Syakur, tak ada celah bagi KPK membawa-bawa Ibu Megawati dalam kisruh suap Harun Masiku.
“KPK kebablasan kalau panggil Bu Mega. Jangan keterlaluan lah,” sergah Habib Syakur.
Ulama asal Malang Raya ini menjelaskan, Ibu Megawati sebagai ketua Umum PDIP sangat wajar ketika memakai kewenangannya tanda tangan untuk melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap kadernya di legislatif.
“Kalau soal PAW semacamnya, kan urusan internal parpol. Ngapain KPK ngurusin ke sana. Apalagi ngomong ke mana-mana panggil Bu Mega. Adabnya itu, di mana KPK,” sergah Habib Syakur.
Ia mengingatkan saat ini tugas besar KPK adalah membuktikan segala yang telah dilakukan dalam penanganan kasus suap Harun Masiku.
Jika pembuktiannya lemah, maka risiko sangat besar karena bisa menenggelamkan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum, bahkan terhadap pemerintahaan yang disebut-sebut melakukan politisasi hukum.
“Masalahnya sekarang kan, bagaimana membuktikan kalau KPK independen, objektif, profesional. Buktikan dong KPK bukan sebagai alat politik untuk ngantemin kelompok tertentu,” jelasnya.
“Buktikan kalau KPK tegak lurus pada aturan hukum. Tak bisa diintervensi siapa pun. Gitu loh,” jelas Habib Syakur.
Jangan gara-gara harus membuktikan itu, lanjut Habib Syakur, KPK malah melangkah ke jalan yang salah, dalam hal ini mau manggilin Bu Maga. Hargai dong Ibu Bangsa.
“Ibu Megawati harus dihargai dan dihormati. Kalau hanya soal Harun Masiku terus KPK ngomong mau manggil Ibu Megawati, sangat tidak bijaksana. Etika dan keadabannya itu loh, KPK gimana sih,” tuntas Habib Syakur.