JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan Partai tetap solid dalam bergerak memenangkan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 sebagai keputusan Ketua Umum Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri.
Hasto menilai opini yang tendensius apabila politikus PDIP seperti Gibran Rakabuming Raka, Effendi Simbolon, dan Budiman Sudjatmiko dianggap mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Hasto menjawab pertanyaan awak media di sela-sela diskusi peringatan Tragedi Kudatuli 27 Juli 1996 di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat, Kamis (27/7).
Salah satu awak media menganggap Gibran, Effendi Simbolon, dan Budiman Sudjatmiko membelot dari PDIP dengan memberikan dukungan kepada Prabowo. Awak media itu lalu menanyakan apakah tiga pihak itu membuktikan adanya perpecahan di internal Partai dan bagaimana DPP PDIP menyikapinya?
“Enggak benar, jadi dari pertanyaannya sudah tidak benar, jadi sudah tendensius. Karena bagi PDI Perjuangan, Pemilu itu memilih sosok pemimpin yang tepat, pemimpin yang memiliki landasan moral yang baik, pemimpin yang berkarakter, pemimpin yang tidak membelah kekuatan pihak lain, yang tidak melakukan perang,” kata Hasto.
“Saya sudah bertemu dengan Pak Effendi Simbolon, saya sudah bertemu Pak Budiman Sudjatmiko, kami melakukan suatu dialog yang panjang meskipun ada berbagai bentuk penawaran tetapi mereka menyatakan bahwa merah adalah merah sebagai bentuk loyalitas sehingga tidak ada suatu perpindahan,” tegas Hasto.
Politisi asal Yogyakarta itu menerangkan bahwa survei terakhir menunjukkan PDIP sebagai partai yang sangat solid mendukung dan memperjuangkan Presiden Jokowi.
“Dimulai dari wali kota, gubernur, presiden dua kali, itu menunjukkan solid dari partai sangat kuat,” kata Hasto.
Di sisi lain, Hasto juga menjawab isu Gibran yang membantah jadi juru kampanye (jurkam) Ganjar Pranowo seperti yang terlihat pada potongan video di media sosial. Hasto sudah menghubungi Gibran untuk mengklarifikasi hal tersebut.
“Itu hanya diambil potongannya tadi saya komunikasi sama Mas Gibran. Mas Gibran mengatakan, ‘Aduh, Pak Sekjen, itu diedit’. Yang dimaksudkan Mas Gibran itu bahwa jurkam memang, kan, belum dibentuk. Karena Jurkam ini didaftarkan di KPU,” kata Hasto.
Hasto menyampaikan bahwa calon juga belum didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Masa kampanye juga belum diputuskan oleh KPU.
“Tim kampanye pemenangan Pak Ganjar sampai saat ini belum dibentuk karena menunggu konsolidasi parpol, menunggu siapa yang menjadi bacawapres, setelah itu dibentuk tim kampanye dan tim pemenangan Pak Ganjar Pranowo tingkat nasional dan kemudian tim kampanye nasional ini memiliki struktur di dalam struktur itu ada jurkam-jurkam.”
“Jadi, jurkam memang belum ada, jurkam itu nanti setelah pasangan dibentuk dan kemudian ada pendaftaran tim kampanye di KPU,” urai Hasto.