Maros, LiraNews — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Buttasalewangang Maros gelar diskusi publik dengan tema”Tanah dan keadilan Untuk Rakyat”, Minggu (25/8/2019).
Dalam diskusi dihadiri kader HMI cabang Maros dan beberapa masyarakat kabupaten Maros membicarakan harga pembebasan lahan di Kabupaten Maros yang merupakan areal yang produktif seperti sawah, empang dan pemukiman dinilai jauh dari apa yang diharapkan.
Hal ini disinggung terkait Tim Apraisal yang dinilai tidak objektif dalam menaksir harga lahan.
l
Seperti dikatakan Sarifuddin salah satu pemilik lahan di Kelurahan Pallantikan Kecamatan Maros Baru. Lahannya dianggap sebagai rawa-rawa dan dinilai sebesar 42.000 ribu/meternya, padahal nyatanya adalah sebuah empang.
Di sisi lain terdapat perbedaan harga antara lahan di Kota Parepare dan Barru dengan Kabupaten Maros. Dimana harga pembebasan lahan di Kabupaten Maros cenderung rendah padahal lebih dekat dengan Kota Makassar.
“Kami akan terus melakukan pengawalan sebagai pendamping masyarakat karena kami menganggap bahwa dalam pembebasan lahan ini tidak menggunakan asas keadilan dan sangat merugikan masyarakat,” ucap ketua Bidang PTKP jefriadi.
Dalam diskusi tersebut masyarakat berharap diadakan musyawarah ulang terkit harga lahan yang lebih adil dan manusiawi.
Reporter: Adi Suma