Ditulis Oleh: Abdul Majid, S.E. (Direktur LIRA Disability Care /LDC) dan Pengurus DPD Partai GELORA Sidoarjo.
Sidoarjo, LiraNews – KPUD Sidoarjo telah menuntaskan rekapitulasi tingkat kabupaten atas pemungutan suara Pilkada Sidoarjo 2020. Hasilnya, pasangan bernomor urut 2, Ahmad Muhdlor Ali-Subandi memperoleh suara terbanyak dalam pemungutan suara yang digelar pada tanggal 9 Desember 2020 lalu.
Dari hasil rekapitulasi yang telah difinalisasi oleh KPUD Sidparjo, pasangan Ahmad Muhdlor Ali-Subandi berhasil mendapatkan suara sebanyak 387.766 suara. Urutan kedua pasangan bernomor urut 1, BHS-Taufiqulbar berhasil mendapatkan suara sebanyak 373.516 suara. Sedangkan di urutan ketiga, ditempati oleh pasangan bernomor urut 3, Kelana Aprilianto-Dwi Astutik dengan perolehan suara sebanyak 212.594 suara.
Sebelumnya, dikutip dari data KPUD Sidoarjo, jumlah DPT yang akan menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Sidoarjo tahun 2020 tercatat sebanyak 1.404.887 pemilih. Merujuk dari data diatas, telah diketahui ada sekitar 290 ribu masyarakat sidoarjo yang tidak menggunakan hak pilihnya “golput” dengan berbagai alasan.
Hal ini mengindikasikan masih terlalu tingginya angka masyarakat yang apatis bahkan skeptic terhadap pesta demokrasi di Kabupaten Sidoarjo dalam rangka pemilihan calon pengantin pembangunan kedepannya.
Lantas, kemenangan Gus Muhdlor-Subandi untuk siapa?
Pertanyaan ini memang harus dikritisi secara komprehensif dengan melihat konstalasi dan ekskalasi yang terjadi pada sebelum dan sesudah pilkada Sidoarjo berlangsung.
Secara idealis, Gus Muhdlor sudah menyatakan statement pribadinya setelah mengetahui hasil pilkada, bahwa kemenangannya adalah kemenangan warga masyarakat Sidoarjo. Ia juga mengklaim mengajak semua lapisan masyarakat untuk kembali rukun dan guyub bersama lagi untuk membangun kabupaten Sidoarjo.
Jika tidak ada halangan, direncanakan GM-HS akan dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati pada tanggal 20 Februari 2021 secara bersama dengan pemenang pilkada lainnya.
Namun, kondisi dapur pacu politik tidak sesederhana dari teras panggung politik yang tampak indah didepannya.
Tumpukan kayu bakar sebagai bahan bakar yang sudah tampak habis harus segera diisi untuk memanaskan Tungku api agar terus mengepulkan asap pekatnya, para juru masak didapur belakang pun harus terisi perutnya agar bisa menyajikan hidangan yang Top Markotop untuk hadirin tamu sekalian.
Belum lagi harus dihadapkan dengan permintaan jamuan yang beraneka ragam dari segenap tamu undangan ataupun tamu yang tidak masuk daftar list undangan.
Sebagai tuan rumah, GM-HS harus menjadi tuan rumah yang baik agar bisa menjaga harkat dan martabatnya. Diperlukan skill leadership yang mumpuni untuk bisa mengendalikan kerumunan pesta dan parade kemenangan yang sedang berlangsung agar terhindar dari jerat hokum penegakan tim anti rasuah.
Hal ini secara sadar dan waras penulis sampaikandengan melihat fakta budaya laten korupsi dari bebrapa oknum eks-pimpinan kabupaten yang terjerat KPK.
Kedepannya, kepercayaan yang sudah diberikan masyarakat kepada GM-HS harus dijawab dengan pemerintahan yang pro dengan pemberantasan korupsi dengan menerapkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel.
Arah Baru Sidoarjo 2021-2025
Mewujudkan kabupaten Sidoarjo yang berdaulat, adil, makmur dan menjadi bagian dari kepemimpinan nasional dan dunia tentunya harus mulai digelorakan sejak dini.
Secara filosofis, pendekatan pembangunan harus dilandaskan dengan kearifan local “local wishdom” yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
Tentunya, sangat perlu diterapkannya pendekatan partisipatif dan kolaboratif dari berbagai unsur dan golongan Islam, Nasionalis, dengan prinsip Demokratis dengan tujuan Kejahteraan masyarakat “INDEKS”.
Hal ini semata penulis sampaikan agar pembangunan disegala bidang yang telah dicanagkan tidak merubah norma-norma yang sudah melekat pada warga masyarakat Sidoarjo. Diantaranya adalah:
1. Membangun masyarakat yang religius dan berpengetahuan.
Sebagai warga masyarakat yang menjunjung tinggi prinsip Ketuhanan yang maha esa “PANCASILA sila pertama”, Kabupaten Sidoarjo sudah dikenal dengan religiusitas masyarakatnya. Secara demografi, penduduk muslim memang menjadi mayoritas.
Berdasrkan fakta empiris, toleransi antar umat beragama di Kabupaten Sidoarjo sudah dilakukan dengan sangat baik.
Nuansa keberagaman ini harus senantiasa terpelihara oleh pemimpin dalam upaya menjaga dan menjamin hak-hak masyarakat untuk melaksankan ibadah dan ritual sesuai dengan keyakinan masing-masing dengan pengetahuan yang universal.
2. Membangun pemerintahan yang efektif.
Kepemimpinan Gus Muhdlor – Subandi harus bisa mengakomodir seluruh warga masyarakat Kabupaten Sidoarjo.
Pembangunan Kabupaten Sidoarjo yang disokong dengan jumlah APBD tahun 2021 senilai Rp5,3 triliun harus dikelola secara berintegritas, transparan, akuntabel dan tepat sasaran sesuai prioritas RPJM dan RPJP yang telah diintegrasikan dengan visi serta janji politik GM-HS selama masa kampanye.
Efektifitas pengelolaan pemerintahan harus dilksanakan secara terukur dan tepat sasaran agar serapan dari APBD bisa dilakukan dengan sangat baik dan hasiln dari pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
3. Mengembangkan kekuatan ketahanan daerah.
Ketahanan daerah yang dimaksud, sesuai dengan definisi yang diturunkan dari konsep Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik suatu wilayah yang meliputi segenap aspek kehidupan yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan dalam menghadapi ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup kabupaten sidoarjo serta perjuangan mencapai tujuan pembangunan yang mensejahterahkan, adil dan makmur.
Gus Muhdlor – Subandi harus sangat jeli untuk memitigasi semua potensi, dengan meningkatkan ketahan kabupaten sidoarjo secara baik tentunya akan berimplikasi terhadap kemandiriandaerah secara berkelanjutan seperti halnya kondisi politik, hokum, social, budaya, ekonomi dan keamanan.
4. Mengedepankan inovasi sains dan teknologi.
Dalam era digitalisasi saat ini, seluruh pembangunan kabupaten sidoarjo harus berorientasi pada pendekatan sains dan teknologi. Inovasi – inovasi tersebut harus dimasukkan dalam instrument klusterkluster pembangunan kabupaten sidoarjo menjadi Smart City.
Aplikasi inovasi dapat diterapkan seperti pada sector pelaksanaan pemerintahan dan pelayanan public [E-Government, E-Budgeting, E-Recruitment, dan One stop service] sebagai upaya meningkatkan efektifitas pelayanan.
Untuk mengeksekusi hal ini, Gus Muhdlor-Subandi harus bisa berkolaborasi dengan Sumber Daya Kabupaten Sidoarjo sendiri. Penggunaan SDM local tentunya berimplikasi terhadap kepercayaan diri masyarakat terhadap pemerintah karena system pembangunan secara partisipatif dan kolaboratif dapat meningkatkan soliditas seluruh lapisan masyarakat.
5. Menumbuhkan dan memeratakan ekonomi dengan mewujudkan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Ini adalah pekerjaan ang cukup berat dalam pemerataan dan upaya menemukan sumber-sumber potensi ekonomi baru. Selain sector industri dan UMKM yang selama ini menjadi ttulang punggung perekonomian Kabupaten Sidoarjo.
Gus Muhdlor-Subandi pun dituntut lebih inovatif dalam mencari potensi ekonomi baru misalnya sector pariwisata yang dikolaborasikan dengan ekonomi kreatif mungkin akan menghasilkan dampak yang signifikan sebagai katalisator prekenomian kabupaten sidoarjo.
Optimalisasi peran serta Badan Usaha Milik Desa “BUMDES” sebagai tulangpunggung “back bone” dkalangan grass roots harus di integrasikan secara tepat dan terukur.
6. Mendorong pembangunan yang menopang kelestarian lingkungan.
Kelestarian lingkungan memang menjadi isu seksi untuk dielaborasi Bagaimana tidak, setiap tahun dari dampak pembangunan yang massif ternyata masih menimbulkan permaslahan seperti banjir di perkotaan dan pemukiman warga.
Belum lagi isu kerusakan ekologi akibat luapan lumpur Sidoarjo, pendangkalan sungai-sungai dan sistem tata kelola sampah yang jauh dari keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Ini soal political will dan good will dari leader untuk melakukan law enforcement terhadap produk-produk hokum yang sudah ada atau belum ada seperti peninjauan ulang perijinanAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan “AMDAL”.
Kedepannya agar seluruh pembangunan di Kabupaten Sidoarjo lebih menekankan keseimbangan dan kelestarian lingkungan dengan melakukan law enforcement dan memperbanyak zona hijau / ruang terbuka hijau dengan menggandeng lembaga lembaga yang memang mempunyai konsentrasi dibidang ini untuk mendapatkan masukan yang komprehensif menuju sidoarjo Green City.
Tidak cukup hanya penegakan hokum “law enforcement”, edukasi kepada segenap lapisan masyarakat esensi green life attitude dalam sehari-hari juga harus dikampanyekan secara berkelanjutan “sustainable” dimulai dengan penerapan dari setiap individu dan lingkungan keluarga.
7. Berperan aktif dalam kepemimpinan nasional dan internasional.
Orientasi kepemimpinan dan arah baru pembangunan sidoarjo harus mempunyai visi di level nasional dan internasional. Tentunya perlu effort yang maksimal untuk dapat berbicara dan berprestasi dikancah nasional maupun internasional dari pembangunan Kabupaten Sidoarjo yang berkelanjutan sesuai Sustainable Development Goals “SDGS”.
Gus Muhdlor – Subandi tidak boleh gagap dalalm menjawab tantangan kepemimpinan di era kekinian saat ini. Martabat kabupaten berada di hati, pikiran dan bahu GM-HS dalam mengejawantahkan visi dan ara baru pembangunan sidoarjo menuju kabupaten yang berdaulat adil dan makmur.
Tentunya, hal ini harus dapat dibuktikan dan dijawab dengan prestasi-prestasi yang riil dan membanggakan terhadap pembangunan Kabupaten Sidoarjo.
Kalau Anies Baswedan DKI Jakarta, Hari Azwar Anas Banyuwangi dan Risma Tri Harini Surabaya pun bisa menelurkan prestasi yang memukau, tentunya Gus Muhdlor – Subandi pun harus bisa.
Penutup
Mungkin ini sementara saran yang dapat penulis sampaikan sebagai salam perkenalan, check and balance, dan dalam upaya meng-Gelorakan spirit demokratisasi di kabupaten sidoarjo.
Penulis berharap, kepemimpinan GM-HS tidak cepat panas kuping dan terbawa perasaan “BAPER” untuk bertindak represif tajam kebawah terhadap segala kritik yang disampaikan oleh segenap lapisan masyarakat.
Saran dan kritik ini penulis sampaikan sebagai ungkapan ekspresi rasa saying terhadap pemimpinnya dan Kabupaten Sidoarjo.
Salam Guyub dan Rukun. Yuk membangun Sidoarjo dengan Mendengar, Melihat, dan Berbuat.