Ketua PWNU : PCNU Diminta Mendata Bibit Anak Pintar Demi Memajukan Daerahnya

Lumajang, LiraNews – “Bibit-bibit top ini jangan sampai hilang. Kadang-kadang kita membiarkan bibit-bibit itu, anak pintar-pinter kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) diambil pihak lain,” ungkap Ketua PWNU Propinsi Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar MAg, saat memberikan sambutan pada acara Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) II, Peresmian Gedung I dan Launching BMT NU PCNU Kabupaten Lumajang, kemarin siang.

KH Marzuki, menyampaikan kepada Pengurus PCNU Kabupaten Lumajang, beserta tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang untuk bisanya mendata anak-anak berprestasi pada pendidikan umum dan agama seperti baca Al Qur’an.

“Ada baiknya nanti pak Kyai Mahfud bersama tim dari Pemda, mendata siapa anak-anak SD Lumajang yang nilai Matematikanya diatasi 9, IPAnya diatasi 9, syukur juga baca Al Qur’annya juga daerah,” pintanya.

KH Marzuki juga meminta kepada mereka yang mampu berkuliah bisa dengan biaya sendiri, namun untuk anak-anak yang tidak mampu bisa dianggarkan dari APBD. Dan 4 tahun lagi, dikatakan KH Marzuki, jika mereka kuliah sekarang, akan banyak master-master asal Lumajang, seiring dengan terselesaikannya pembangunan jalan tol Probolinggo Lumajang. Dan adanya rencana pembangunan kampus universitas milik sendiri, diajar oleh kader sendiri dan mereka bisa berhikmah disini.

“Jadi umpama kampus dibangun, tol sudah lancar, anak-anak ini sudah bisa kuliah. Monggo diciptakan Master Lumajang yang pintar hafidz Al Qur’an, Masyaallah,” paparnya.

Banyak dicontohkan oleh KH Marzuki, seperti kabupaten lain yang memiliki anak berprestasi, tidak kembali ke tempat asalnya, karena di tempat kelahirannya tidak ada kampus yang presentatif. Mereka banyak yang menjadi dosen di Malang, Surabaya bahkan kota besar lainnya.

“Namun yang kuliah itu harus dibiayai oleh APBD, jadi Bupati memanggil mereka itu lebih mudah, dibandingkan dengan mereka yang kuliah dengan biaya sendiri,” tambahnya.

Hal ini menurut KH Marzuki dapat membawa kemajuan sebuah daerah jika mempunyai kampus dan tenaga pengajar yang mumpuni. Di kota Malang ada banyak kampus negeri.

Sebagai contoh, dibeberkannya, bahwa saat ini ada sekitar 500 ribu anak yang kuliah di kota Malang. Hampir 400 ribu adalah anak dari luar kota Malang, yang setiap bulannya dikirimi dana Rp. 2 juta dari luar kota Malang. Berarti dikatakan KH Marzuki, di kota Malang setiap bulannya ada perputaran uang sebesar Rp. 800 milyar, angka yang fantastis.

“Maka dari itu, kota Malang selalu hidup secara perekonomiannya naik. Dana itu masuk ke rumah makan, laundry atau ke tempat lainnya yang dapat menghidupkan perekonomian kota Malang,” imbuhnya.

Jika umpama dari Kabupaten Lumajang ada sekitar 3 ribu anak yang kuliah di kota Malang dan diberikan uang saku Rp. 2 juta setiap bulannya, maka ada uang yang hilang dari Lumajang sebesar Rp. 6 milyar setiap bulannya. Dan inilah yang menjadikan inspirasi dari dasar perencanaan pembuatan kampus di Kabupaten Lumajang. LN-AFU

Related posts