Jakarta, LiraNews.com – KH. Imaduddin Utsman al-Bantani meminta kepada Habib Hanif Alatas jangan membawa-bawa nasab Rasullah Muhammad SAW dan nasab Walisongo sebagai bumper ketika nasab Ba’alawi jelas-jelas tertolak.
Pernyataan ini disampaikan Kiai Imad, menanggapi pernyataan Hanif Alatas saat dialog Nasab Ba’alawi di Rabithah Alawiyah, Sabtu (7/9/2024).
Hanif Alatas saat membahas metode kitab nasab yang dipakai membatalkan Ba’alawi, mengatakan bahwa kalau kitab nasab tersebut diterapkan, maka nasab Rasulalah Muhamad rungkad.
Mendengar hal itulah, Kiai Imad tampak tidak terima dan itu sangat “lancang” karena membawa-bawa nasab Rasullah untuk bumper ketika nasab Ba’alawi tertolak sebagai keturunan Nabi.
“Na’udzubillah, summa naudzubillahi min dzalik. Ini (Ba’alawi) jangan sampai gara-gara untuk mempertahankan nasab, kemudian menjadikan nasab Nabi Muhammad SAW sebagai bumper. Na’udzubillahi min dzalik,” kata Kiai Imad dalam sebuah siniar dikutip @Fiqrah Nahdliyah Channel.
Kiai Imad menjelaskan, Nasab Nabi Muhammad SAW junjungan kita itu sampai ke Adnan, itu diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW. Di dalam hadits, bahkan dalam hadits riwayat Muslim, dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu dari qinanah,” kata Kiai Imad
Nabi Muhammad SAW itu nasabnya melalui Wahyu. Di dalam Al-Qur’an disebutkan Nabi Muhammad itu, orang-orang arab itu keturunan Nabi Ibrahim.
“Ini Alquran sendiri mengatakan bahwa Nabi Muhammad orang arab, keturunan nabi Ibrahim. Ini sudah nash Alquran,” jelas Kiai Imad.
Karena itu, Kiai Imad menegaskan bahwa amudun_nasab setelah itu untuk membuktikan nabi Muhammad sebagai keturunan Nabi Ibrahim tidak dibutuhkan lagi, karena sudah ada Alquran yang menyatakan.
Sedangkan yang menyatakan Nabi Muhammad itu keturunan dari Qinanah itu hadits yang mengatakan. Dari riwayat Muslim.
“Jadi tidak perlu lagi kita membawa-bawa Nabi Muhammad SAW dalam perdebatan nasab Ba’alawi yang memang tidak terverifikasi,” tandas Kiai Imad.
“Ba’alawi kalau rungkad (pusing), sendiri saja, jangan bawa-bawa junjungan kita Nabi Muhammad SAW,” tegas Kiai Imad.
Kiai Imad yang kerap dijuluki Al-Mujaddid juga meminta agar Ba’alawi jangan bawa-bawa nasab Walisongo, jangan bawa nasab Syekh Abdul Qodir Al-Jeilani.
“Jangan bawa-bawa nasab Walisongo, Syekh Abdul Qodir Al-Jeilani. Nyari nyari temen. Gak usah lah,” tukas Kiai Imad.
Kiai Imad meminta agar Ba’alawi bersama para muhibbin-nya sebaiknya fokus pertahankan saja apa dalil dalil dari nasab Ba’alawimu.
“Jangan bawa bawa nasab Nabi Muhammad SAW. Kita nanti masuk pada syuul azab. Itu Na’udzubillah. Waduh ini para Rasulallah jangan dibawa-bawa. Ini bahaya ini,” tegas Kiai Imad.
Kemudian pada nasab-nasab Walisongo, Kiai Imad mengaku bisa melakukan perdebatkan lagi secara ilmiah. Sebab semakin hari ini kita mendapatkan banyak sekali bukti bukti historis tentang nasab Walisongo.
“Semakin digali, karena Walisongo ini memang sosok historis di masa lalu, semakin digali semakin bermunculan. Dari Aceh datang, dari Uzbekistan datang, dari Pakistan datang, dari Maroko datang. Ini nanti kita tinggal aljam’u,” tegas Kiai Imad.
“Jadi Ba’alawi, jangan bawa-bawa nasab Walisongo dalam mempertahankan nasab Ba’alawi,” lanjutnya.
Kalau Walisongo, lanjut Kiai Imad, sikapnya sudah jelas semua keturunan Walisongo itu menolak nasab Ba’alawi.
Paling beberapa saja dari nasab Walisongo yang memiliki keyakinan seperti jaman-jaman kolonial itu. Seperti Walisongo berasal dari Ubaidillah. Tapi itu hanya beberapa gelintir orang saja.
“Jadi saya minta mas Hanif Alatas. Pertahankan saja nasab Ba’alawi bagaimana bisa dipertahankan. Dan memang sampai detik ini tidak bisa dipertahankan. Kenapa? Karena memang datanya enggak ada,” tandas Kiai Imad.