Jakarta, LiraNews – Kinerja menteri sangat ditentukan oleh komitmen masing-masing sebagai pembantu presiden. Semakin tinggi komitmennya, semakin baik pula kualitas kerjanya. Sebaliknya, jika ada yang komitmennya hanya untuk mempertahankan kursi, maka kerjanya pun tentu hanya sebatas agar tetap di dalam kabinet.
Demikian disampaikan Ketua F-PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay kepada para awak media, Kamis (12/5/2022).
Menurut Saleh, maksimal atau tidaknya pelayanan publik, hal itu tidak lagi menjadi perhatian utama.
“Apakah ada menteri yang komitmennya hanya sebatas mempertahankan kursi? Yang tahu tentu presiden. Tetapi, kalau memahami apa yang disampaikan oleh KSP, ada menteri yang seperti itu. Bahkan, bisa lebih sibuk lagi karena adanya manuver politik untuk Pilpres 2024,” kata Saleh
Saleh memprediksi, komitmen para menteri di paruh kedua periode ini bisa jadi akan berkurang.
“Ada beberapa alasan yang bisa disebutkan. Pertama, para menteri sudah merasa aman dan merasa akan dipertahankan sampai akhir masa jabatan. Apalagi, yang merasa dirinya didukung partai besar dan memiliki kedekatan tertentu dengan presiden,” tutur Anggota Komisi IX DPR RI ini.
Kedua, lanjut Saleh, sebagian besar menteri adalah utusan partai politik.
“Mau tidak mau, menjelang pemilu 2024, mereka semua dituntut untuk memenangkan partai masing-masing. Tidak heran, jika mereka saat ini berbagi fokus. Fokus ke pemerintahan dan fokus kepada partainya. Fakta menunjukkan bahwa persaingan politik pada pemilu yang akan datang jauh lebih kompetitif, rumit, dan sulit,” beber Saleh.
Ketiga, sebut Saleh, menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia menyebabkan pekerjaan para menteri sedikit lebih ‘ringan’, terutama yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan dan pemulihan ekonomi.
“Pada titik tertentu, menteri-menteri itu tidak lagi dibebani dengan tugas-tugas tambahan yang membutuhkan konsentrasi. Kadang-kadang, itu juga yang membuat mereka sekarang berbagi perhatian ke yang lain,” ujar Wakil Ketua MKD DPR RI ini.
Keempat, tukas Saleh, ada juga menteri yang sejak awal, tidak memiliki performa yang baik.
“Tidak jelas apa yang dikerjakan. Tidak jelas juga perubahan yang dilakukan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ini tentu sudah menjadi beban presiden sejak awal. Mungkin karena berbagai pertimbangan, tidak diganti oleh presiden,” jelas Saleh.
Lebih lanjut, legislator asal Dapil Sumut 2 ini, meyakini Presiden Jokowi telah mengetahui keempat hal di atas.
“Presiden juga mestinya sudah tahu bagaimana mengatasinya. Tinggal political will-nya saja yang diperlukan. Masih cukup waktu untuk membuat perubahan dan memacu kinerja seluruh anggota kabinetnya,” pungkas Saleh Partaonan Daulay. LN-RON