Komisi XIII DPR Desak Pemerintah Buat Peta Jalan Penataan Lapas

Jakarta, LiraNews– Kasus kejahatan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) masih terus terjadi tanpa adanya solusi yang komprehensif. Anggota Komisi XIII DPR RI Mafirion mengingatkan pentingnya pemerintah segera membuat peta jalan untuk mengatasi berbagai permasalahan di lapas.

Mafirion menyoroti masih maraknya kasus penyelundupan barang-barang terlarang ke dalam lapas, seperti handphone dan narkoba.

Selain itu, dirinya juga mengungkapkan kasus tahanan di Semarang yang tertangkap sedang menghabiskan waktu di sebuah restoran, serta masalah kelebihan kapasitas yang hampir melanda seluruh lapas di Indonesia.

“Kami mendesak pemerintah untuk segera membuat peta jalan Lapas agar kasus-kasus seperti ini tidak terulang lagi,” tegas Mafirion, Selasa (25/2/2025).

Menurut Mafirion, peta jalan ini akan menjadi solusi untuk mengurai berbagai pelanggaran yang terjadi di Lapas.

“Sejak zaman kolonial hingga sekarang, kita hanya bicara soal orang yang ditahan. Jika ada yang menyelundupkan handphone, maka dipasang detektor. Namun, meski teknologi terus diperbarui, hal ini tidak pernah menjadi solusi tuntas untuk mengurangi kejahatan di Lapas,” ujar Mafirion.

Mafirion juga menyoroti rendahnya kesejahteraan petugas Lapas, terutama yang bertugas di malam hari.

“Petugas yang berjaga malam hanya mendapat tambahan Rp15 ribu per malam. Uang segitu hanya cukup untuk membeli mie instan dan telur. Kondisi ini berpotensi memicu kasus di Lapas,” sesal Mafirion.

Mafirion menegaskan, tanpa adanya peta jalan yang jelas, kasus-kasus serupa akan terus berulang tanpa solusi.

“Mau sampai kapan kita hanya memberhentikan petugas Lapas jika terjadi kasus? Sudah saatnya peta jalan ini dibuat,” imbuh Mafirion.

Lebih lanjut, Mafirion menjelaskan, peta jalan lapas harus membahas secara komprehensif berbagai permasalahan yang ada, mulai dari memetakan kasus-kasus yang rentan terjadi hingga mencari solusi penyelesaiannya.

“Peta jalan lapas terakhir dibuat pada tahun 1975. Sejak itu, tidak pernah ada pembaruan. Padahal, ini sangat penting untuk memastikan sistem permasyarakatan yang lebih baik,” beber Mafirion.

Untuk memulai proses ini, Mafirion mengusulkan pembentukan Panitia Kerja (Panja) Lapas.

“Panja Lapas ini bukan untuk mencari siapa yang salah atau benar dalam penanganan kasus di lapas. Tapi, Panja ini harus menjadi langkah awal untuk menyusun peta jalan yang mencari solusi terbaik,” jelas Mafirion.

Mafirion berharap, dengan adanya peta jalan lapas, sistem permasyarakatan di Indonesia dapat diperbaiki secara menyeluruh.

“Mulai dari peningkatan kesejahteraan petugas hingga pencegahan kasus kejahatan di dalam Lapas. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan Lapas yang lebih aman, tertib, dan manusiawi,” tuntas Mafirion. LN-RON

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *