CILEGON, LIRANEWS.COM | Fenomena langit merah kekuningan yang terjadi pada Rabu malam akibat kegiatan flaring PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) memicu kepanikan massal.
Warga dari berbagai kecamatan, termasuk Ciwandan, Citangkil, Grogol, Cibeber, dan Jombang, melaporkan melihat pancaran api yang jauh lebih luas dari perkiraan
Meskipun perusahaan sebelumnya telah mengumumkan kegiatan ini sebagai bagian dari proses commissioning fasilitas baru, informasi yang disebarkan dianggap tidak cukup menyeluruh sehingga banyak warga merasa terkejut dan panik.
“Ini bukan main-main, kami pikir terjadi kebakaran besar atau ledakan pabrik! Kalau sudah tahu dari awal, tentu kami tidak akan setakut ini,” ujar Dedi, warga Rawa Arum, kepada media, dikutip Sabtu (24/5/2015).
Warga menyesalkan bahwa aktivitas industri besar semacam ini dilakukan tanpa transparansi maksimal.
Pancaran api dari flaring bahkan terlihat hingga ke lima kecamatan, membuat banyak keluarga cemas dan keluar rumah untuk memastikan keselamatan mereka.
“Perusahaan sekelas Lotte seharusnya punya standar komunikasi publik yang baik, bukan menimbulkan ketakutan dan spekulasi!” tegas warga lainnya.
Tak hanya soal flaring, masyarakat juga mulai menggugat kontribusi nyata perusahaan terhadap lingkungan sekitar dan tenaga kerja lokal.
Mereka menuntut agar LCI lebih terbuka, memperhatikan dampak sosial, dan tidak hanya fokus pada kepentingan bisnis semata.
PT LCI diketahui telah mengundang perwakilan warga dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon untuk memberikan penjelasan.
Namun, faktanya, cahaya dan api dari flaring terlihat jauh lebih luas, memicu keresahan yang lebih besar. Informasi resmi yang terbatas menyebabkan kepanikan massal di berbagai wilayah!
Insiden ini menjadi bukti bahwa kurangnya komunikasi korporasi bisa menciptakan kekacauan dan memperburuk citra industri di mata publik.
Warga kini menuntut evaluasi ketat dari pemerintah dan transparansi total dari PT LCI dalam setiap aktivitas industrinya.
Kolom Komentar