Jakarta, LiraNews — Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal TNI Purn. Ryamizard Ryacudu mengatakan, bahwa Pancasila bukanlah diciptakan sebagai ideologi lain di dunia ini, tapi digali dan berasal dari leluhur, budaya adat istiadat bukan lahiriah semata tapi juga batiniah.
Menhan Ryamizard menegaskan, bangsa ini tidak akan goyah selagi memang teguh mengamalkan ideologi Pancasila yang digali oleh para pendiri negara kita.
“TNI pasti setia pada Pancasila dan UUD 1945. Itu sesuai dengan sumpah TNI,” ujarnya pada acara Silaturahmi dan Dialog Tokoh Bangsa bertema “Pancasila Perekat Kita : Satu Nusa Satu Bangsa” di Ball Room, Sjahid, Jakarta, kemaren.
Menurutnya, bangsa Indonesia adalah keajaiban dunia. Terbukti bangsa ini dikaruniai banyak agama, suku bangsa. Sejak dulu hingga saat ini kita tetap sebagai bangsa yang solid, cinta perdamaian. Permasalahan diselesaikan dengan musyawarah dan Mufakat.
“Di antara lebih dari 620 juta rakyat ASEAN, maka kita adalah bangsa terbesar jumlah penduduknyadi ASEAN,” paparnya.
Lebih lanjut Ryamizard mengatakan bahwa kemerdekaan memiliki nilai kejuangan bangsa dimulai dari momentum Kebangkitan nasional 1908, kemudian lanjut bersumpah setia dalam sebuah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
“Puncaknya adalah kemerdekaan bangsa ini dari belenggu penjajahan 17 Agustus 1945. Anak dan cucu harus mengerti semua perjalanan bangsa ini. Pancasila sebagai perekat Kita, nilai perjuangan harus dilestarikan sepanjang masa,” imbuh Menhan.
Pancasila, jelasnya, adalah kompromi paham nasional, kebangsaan Umat Islam punya hak menjalankan agamanya tanpa diganggu oleh pemeluk agama lain demikian pemeluk agama Islam menjamin kebebasan pemeluk agama lain dalam beribadah.
“Kehidupan Islam harus menjadi nyata dalam menjaga kedamaian. Mengganggu Pancasila berarti memecahkan negara ini. Ini negara bangsa yang beragama Fitrah bersama menjaga Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan Pancasila menjadi perbincangan dunia, di Leiden tokoh Harry Clinton dan Obama membicarakan Pancasila,” lanjut Menhan Ryamizard.
“Kita sudah selesai bicara ideologi, mari kita perkuat persatuan. Tujuan yang adil dan makmur bahu membahu gotong royong. UUD 45 dan Pancasila merupakan kompromi yang final antara kelompok islam,” tutup Menhan.
Sebelumnya, Ketua panitia Rekonsiliasi Masyarakat (REKAT) S. Amminudin mengatakan bahwa acara yang ketiga kalinya ini ditujukan agar bangsa ini tetap dalam rekat persatuan, satu nusa satu bangsa dalam bingkai Pancasila.
Hadir ratusan undangan dari kalangan tokoh purnawiran TNI Polri, Ulama, Sipil dan aktivis serta undangan lainnya. Tampak terlihat mantan Wapres RI Tri Sutrisno, Syarwan Hamid, Rachmawati Soekarno Putri, Habib Umar, Ustad Haikal, Dede Yusuf, Gus Solahudin Wahid, Bursah, dan banyak lagi lainnya. LN-RED