Jakarta, LiraNews.com – Teuku Muda (TM) Qori merasa terbelenggu dan terikat pada pencarian kebenaran tentang Nasab Ba’alawi keturunan Nabi atau bukan.
Belenggu yang mengikat itu, lantas mendorong TM Qori untuk berani dan siap datang ke Rabithah Alawiyah yang akan menggelar debat pada 7 September 2024.
Kesiapan itu diucapkan langsung oleh TM Qori, saat diskusi webinar dengan Babeh Aldo yang kemudian ditanyangkan di kanal YouTube @dua sisi official.
“Kalau memang berkenan, undang gue, tanggal 7 (September 2024) gue datang (ke Rabithah Alawiah, red),” kata TM Qori.
Babeh Aldo lantas mengatakan, TM Qori datang saja kalau mau datang. Tidak apa-apa.
TM Qori pun mengaku tak enak datang sendiri tanpa diundang. “Kalau enggak diundang, kurang pas juga bang,” ungkap TM Qori.
TM Qori menegaskan, kalau seandainya dia diundang, dia akan hadir. Sebab prinsipnya TM Qori mengaku mencari kebenaran.
“Kalau saya diundang saya akan hadir. Karena prinsipnya bukan soal letak diskusinya di mana atau apa apa. Tidak,” katanya.
“Gua kan sedang terikat dengan satu belenggu. Mesti ada yang buka ikatan ini. Kalau tidak ada yang buka ya gua meronta-ronta agar gua terpelas, gitu loh,” kata TM Qori.
“Saya ibarat orang yang terikat di suatu tempat yang berbahaya, saya akan mati. Maka harus ada yang lepasin,” ungkapnya.
Karena itulah, TM Qori mengaku di mana pun akan datang kalau memang untuk mencari kebenaran terkait nasab Ba’alawi ini.
“Maka bagi saya, saya enggak peduli. Karena saya bukan pemilik tesis. Teman saya yang meneliti tesis, sehingga pemahaman yang ada di tesis sama dengan saya,” paparnya.
Karena itu pula, TM Qori menyatakan kalau pun ia datang ke Rabithah Alawiah pada 7 September, itu bukan mewakili siapa-siapa.
“Maka saya siap datang. Cuma itu, saya tidak mewakili siapa pun. Saya mewakili diri saya sendiri,” tukasnya.
Pada bagian lain, TM Qori menjelaskan kesiapannuav datang ke Rabithah Alawiyah bukan karena sudah berpindah haluan.
“Supaya tidak salah paham, jangan salah paham teman-teman di bawah. Saya tidak berseberangan dengan Kiai Imad. Saya masih dalam tesis Kiai Imad,” ucapnya.
“Bukan dalam arti saya mau datang ke Rabithah untuk ada dalam pikiran kalian, tidak ya. Saya untuk mencari kebenaran. Karena kebenaran itu harus ditempuh. Jadi, itulah saya,” tandas TM Qori.
Sementara itu, Babeh Aldo yang mengaku sedang umrah di Makah, mengatakan seandainya dia ada di Indonesia sebelum tanggal 7 September, dia yang akan mengantar TM Qori ke Rabithah Alawiyah.
“Gua akan meminta izin, sebelum tanggal 7. Masalahnya maaf aja Qori, gua masih ada di tanah suci sedang umrah. Doain aja,” ungkap Babeh Aldo.
Babeh Aldo mengaku sangat terbuka jika TM Qori mau datang ke Rabithah Alawiah.
Sebenarnya kalau ada yang mau mendampingi TM Qori ke Rabithah untuk minta izin menghadiri diskusi itu, pihak Rabithah pasti akan menerimanya.
“Rabithah tidak seekskluaif yang kita kira. Begitu,” ucap Babeh Aldo.
Ia lantas mengatakan selama ini ada framing seolah Rabithah akan melakukan aksi anarkis.
“Padahal sejak kapan Rabithah melakukan aksi anarkis. Kalau sampai ada anarkisme di Rabithah, itu akan jadi keuntungan bagi pihak Kiai Imad. Bisa ditutup Rabithah,” ucap Babeh Aldo.