JAKARTA, LIRANEWS.COM | Pasar Loksem Tegal Alur di Jakarta Barat, yang dikelola oleh UMKM sejak 2018, kini menghadapi ketidakpastian. Setelah dua gelombang renovasi, gelombang ketiga yang dijadwalkan pada 2021 belum juga terlaksana.
Kepala Suku Dinas UMKM Jakarta Barat, Iqbal Idham Ramid, mengungkapkan bahwa sejak 2021, pengelolaan pasar telah beralih ke PD Sarana Jaya, yang juga menjadi pemilik lahan. Akibatnya, Sudin UMKM tidak lagi terlibat dalam pengelolaan pasar, termasuk dalam penarikan retribusi dari pedagang.
“Pasar Loksem tersebut bukan lagi di bawah Sudin UMKM sejak 2021, setelah diklaim oleh pihak PD Sarana Jaya,” ujar Iqbal kepada LiraNews di Jakarta, Rabu (16/4)/2025)
Pedagang Kehilangan Harapan
Para pedagang juga mengeluhkan kondisi pasar yang rawan banjir. Selama musim hujan, kios mereka sering terendam, menyebabkan kerugian besar pada barang dagangan. Ironisnya, hingga kini belum ada renovasi lanjutan untuk memperbaiki infrastruktur pasar. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa kios-kios tersebut merupakan milik sejumlah RT dan RW setempat.
Pedagang juga menghadapi kesulitan akibat banjir yang kerap merendam barang dagangan mereka. Saat banjir terjadi di masa libur Lebaran, banyak barang dagangan terendam tanpa ada yang terselamatkan.
“Selama ini pihak UMKM tidak pernah peduli nasib pedagang, terutama terkait pengalihan lahan ini,” keluh salah seorang pedagang.
Masalah Retribusi Pasar
“Sebelum nya retribusi pedagang yang sebelumnya didebit UMKM Jakarta Barat melalui Tabungan Bank DKI,” kata Iqbal.
Namun, sejumlah pedagang melaporkan bahwa retribusi kini ditarik secara manual oleh individu yang tidak jelas identitasnya, dan dana tersebut tidak masuk ke kas daerah. Selain itu, banyak kios yang belum beroperasi sejak serah terima, yang diduga merupakan milik RT dan RW setempat.
Kasudin UMKM bahkan menyarankan agar masalah ini ditanyakan langsung kepada lurah setempat.
Kebutuhan Renovasi Mendesak
Dengan kondisi pasar yang semakin tidak memadai dan belum direnovasi, harapan pedagang untuk berjualan dengan layak semakin redup. Renovasi yang tertunda hanya menambah beban bagi para pedagang kecil, yang kini juga harus menghadapi masalah banjir dan retribusi tak jelas.
Semoga pihak terkait segera memberikan kejelasan dan solusi agar Pasar Loksem Tegal Alur dapat berfungsi optimal sebagai pusat kegiatan UMKM di Jakarta Barat.
Pihak terkait belum memberikan penjelasan resmi mengenai masalah ini. Publik mendesak agar masalah ini segera ditangani untuk memastikan transparansi dan kesejahteraan pedagang. LN-Henri Siregar/Kabiro Jakbar Damser Ambarita