Paslon RIDO Buat Pakta Integritas, Habib Syakur: Ridwan Kamil Gombal

Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid.

Jakarta, LiraNews.com – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid menilai pakta integritas yang  dibuat Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil hanya janji-janji kosong.

“Bahasa gaulnya itu, Ridwan Kamil gombalin rakyat. RK ini kan lagi ingin kekuasaan mau jadi gubernur, makanya janjinya macem-macem,” kata Habib Syakur melalui sambungan telepon kepada awak media, Rabu (20/11/2024).

Read More
banner 300250

Habib Syakur menilai seorang calon pemimpin gak usah didengar apa yang dia ucapkan saat ini. Tapi lihat apa yang sudah pernah dibuat sebelumnya.

“Jadi kalau mau lihat Ridwan Kamil, lihat aja tuh Jawa Barat banyak proyek mangkrak dan proyek mubazir. Pemimpin jangan seremoni doang,” kata Habib Syakur.

Habib Syakur secara khusus menyoroti janji Ridwan Kamil soal kurikulum anti-radikalisme.

“Kurikulum anti-radikalisme ini juga gombal. Janji doang,” kata Habib Syakur dengan tandas.

Sekedar background, Ridwan Kamil (RK) sebelumnya mengatakan akan membuat program kurikulum anti-radikalisme apabila menang dalam Pilkada Jakarta 2024.

RK menegaskan, kurikulum anti-radikalisme ini sudah pernah dia terapkan saat menjadi Gubernur Jawa Barat dan sukses!

“Saya sudah menyampaikan selama saya Gubernur Jawa Barat,indeks kerukunan beragama kan naik dari 72 ke 79 (persen), kemudian juga ada kurikulum anti-radikalisme, kemudian membuat 31 pemimpin radikal kembali ke Pancasila,” ujar RK saat kampanye di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Nah, pernyataan RK inilah yang diberi label gombal oleh Habib Syakur. Bahkan ulama asal Malang Raya itu menilai pernyataan RK hanya kamuflase semata.

“Jangan banyakan slogan, kamuflase doang. Kurikulum anti-radikalisme hanya gula-gula kampanye yang tidak akan dijalankan kok,” tukas Habib Syakur.

Tapi kan pada kenyataannya Ridwan Kamil sukses menetapkan kurikulum itu di Jawa Barat? Bahkan pimpinan jaringan radikalisme bertobat dan menyatakan cinta NKRI?

“Itu kata siapa? Pimpinannya doang ngomong gitu, tapi jaringannya di bawah masih liar. Berkembang sangat liar,” ujar Habib Syakur.

Ketika ditanya, bahwa secara nasional memang masih berkembang, tapi di Jawa Barat yang dipimpin Ridwan Kamil bisa berkurang?

Habib Syakur balik nanya ke wartawan, memangnya aksi radikalisme banyak terjadi di daerah mana?

“Saya ngomong Jawa Barat, ok? Memang ada beberapa pimpinan Asroruddaulah, Jamaah Islamiyah, dan lainnya yang ngaku tobat. Tapi pada tataran pengikutnya di bawah masih tumbuh pesat tuh. Yang namanya jamaah asrorudaulah. Jamaah Islamiah. Masih berkembang liar di masyarakat,” sergah Habib Syakur.

Habib Syakur menyerah bahwa semua pemimpin Jakarta sebelumnya juga tak mampu memberantas yang namanya radikalisme, intoletansi, termasuk paham khilafah.

“Kan sudah berganti ganti gubernur Jakarta gak ada yang mampu kok memberangus soal radikalisme. Makanya jangan gombal,” tuntas Habib Syakur.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *