Jakarta, LiraNews – Organisasi profesi keartisan film yang terbesar dan tertua di Indonesia, Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) pimpinan Alicia Djohar kembali mempertegas larangan bagi siapa pun yang memakai logo PARFI dan mencatut nama PB PARFI tanpa ijin saat menggelar kegiatan.
Ketua Humas PB PARFI Evry Joe mengatakan, larangan ini perlu disampaikan karena banyak pihak yang secara ilegal menyelenggara kegiatan dengan mencatut logo PARFI serta mengatasnamakan PB PARFI.
“PB PARFI yang sah telah memiliki ketetapan Badan Hukum dan telah tercatat di Kemenkumham RI serta telah membentuk LBH Hukum,” ujar Evry Joe di Jakarta, Rabu (30/12/2020).
Oleh sebab itu, lanjut Evry Joe, PB PARFI tak segan-segan akan menempuh jalur hukum kepada pihak – pihak pencatut logo dan nama PB PARFI.
“Saya menghimbau kepada pihak – pihak tanpa sepengetahuan PB PARFI untuk menghentikan hal tersebut (mencatut atribuk PARFI), karena mengingat bahwa PB PARFI telah mendapatkan legalitas Kemenkumham RI. Dengan ini PB PARFI yang sah bersekretariat di gedung pusat perfilman H. Usmar Ismail lt. 4, Kuningan, Jakarta Selatan,” tukas Evry.
Ia juga menegaskan, bagi siapa pun di luar sana yang mencoba memakai logo PARFI atau nama PARFI akan berhadapan dengan hukum. Peringatan ini, kata Evry, perlu disampaikan terlebih dulu sebelum melangkah lebih jauh.
“Saya sebagai humas PARFI, seyogyanya, selayaknya, menyampaikan hal baik tersebut terlebih dahulu sebelum bidang hukum LBH Hukum bergerak,” lanjutnya.
LBH Hukum PB PARFI sendiri sudah terbentuk di bawah pimpinan Ketua Umum Alicia Djohar dan Sekretaris bapak Gusti Randa SH.MH.
“Saya sekali lagi menghimbau untuk menghentikan setiap kegiatan atau apapun namanya memakai nama PARFI, PB PARFI, atau logo PARFI atau sejenis apapun. Saya sekali lagi mengharapkan hentikan sebelum berhadapan dengan hukum. Saya Humas Parfi Evry Joe. Wassalamualaikum,” tutupnya.
Persatuan Artis Film Indonesia atau PARFI adalah sebuah organisasi yang menaungi para peseni-peran (aktor/aktris) film, baik di Jakarta maupun di daerah-daerah.
PARFI hadir di tengah masyarakat peseni-peran film bertujuan agar aktor/aktris mendapat pengayoman, pembinaan, dan peningkatan kapasitas diri, sehingga dapat terus berkarya, menjaga pertahanan budaya bangsa melalui perfilman nasional secara optimal, profesional, berintegritas dan berkeadaban.
Berdiri sejak 1956, PARFI telah banyak mengalami momentum penting dalam perjalanannya.
Sebagai sebuah organisasi yang sudah melengenda, maka dibutuhkan Profesionalisme dan Integritas yang tinggi dalam mengelolanya.
Untuk itu, PARFI di bawah kepemimpinan Alcia Djohar bertekad untuk menyatukan kembali potensi positif para anggotanya, agar tujuan mulia organisasi ini dapat dicapai.
