Trenggalek,Liranews – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Trenggalek 2024 berlangsung dalam suasana damai dan tertib. Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Trenggalek memberikan apresiasi atas kelancaran penyelenggaraan pemilu, yang berhasil menghindari pelanggaran signifikan.
Meski demikian, perhatian serius perlu diarahkan pada rendahnya tingkat partisipasi pemilih yang hanya mencapai sekitar 62,5 persen dari total daftar pemilih tetap (DPT).
Wijianto, Bupati LIRA Trenggalek, menyatakan rasa syukur atas keberhasilan semua pihak dalam menjaga keamanan dan kelancaran Pilkada. “Kami mengapresiasi kinerja KPU, Bawaslu, KPPS, dan seluruh elemen masyarakat yang telah berkolaborasi untuk memastikan Pilkada berjalan damai dan sesuai prosedur,” ujarnya.
Namun, ia menyoroti rendahnya tingkat partisipasi pemilih sebagai pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. “Dengan akumulasi kehadiran pemilih hanya 62,5 persen, ini menjadi sinyal mengkhawatirkan terkait legitimasi pemimpin terpilih. Dukungan yang kurang maksimal dari rakyat bisa menjadi tantangan besar dalam kepemimpinan ke depan,” tegas Wijianto.
Menurut LIRA, rendahnya partisipasi ini mencerminkan perlunya perbaikan pada aspek sosialisasi dan edukasi politik masyarakat. “KPU dan Bawaslu harus bertanggung jawab penuh atas fenomena ini. Sosialisasi yang masif dan strategi komunikasi yang lebih efektif diperlukan agar masyarakat semakin sadar pentingnya menggunakan hak pilih mereka,” lanjutnya.
LIRA juga mencatat bahwa kendala yang muncul selama proses pemilu hanya bersifat teknis dan berhasil diselesaikan oleh KPPS dan pihak-pihak terkait tanpa mengganggu jalannya Pilkada.
Namun, Wijianto mengingatkan bahwa partisipasi rakyat adalah elemen kunci dalam demokrasi. “Rendahnya angka partisipasi bukan sekadar statistik. Ini adalah refleksi dari kepercayaan masyarakat terhadap proses politik dan penyelenggara pemilu,” katanya.
Sebagai pemantau independen, LIRA berkomitmen untuk terus mengawal proses demokrasi di Trenggalek.
Wijianto menutup pernyataannya dengan harapan agar semua pihak bekerja sama mengatasi persoalan ini.
“Pilkada damai adalah kemenangan kita bersama, tetapi partisipasi rakyat adalah legitimasi yang harus kita perjuangkan. Ini tanggung jawab semua pihak untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada proses demokrasi,” pungkasnya.