Ruwatan Bumi Jember Salah Satu Bentuk Cinta Tanah Air

Jember, LiraNews — Ruwatan bumi, salah satu bentuk protes elemen masyarakat Jember, mengatasnamakan Komunitas Gerakan butuh Bupati Baru, pada Jumat (23/8/2019), seusai sholat Jumat bertempat di Central Park tepat di depan kantor Bupati Jember.

Mengusung persoalan yang tidak kunjung ada solusi yang baik, didera Bupati Jember dr. Faida MMR sejak tahun pertama sudah dipenuhi permasalahan seperti:

1 Hubungan dengan DRPD Jember tidak harmonis.
2 Tatanan birokrasi berantakan dan Jember saat ini dikenal dengan kota PLT.
3 Kasus OTT Dispenduk.
4 Silpa yg terus meningkat dari 400 M (2015), 500 M (2016) 600 M (2017) dan 713 M (2018).
5 Penyimpangan proyek Rehabilitasi 12 pasar.
6 Predikat WDP LHP BPK 2018.

Miftahul Rahman menyebutkan bahwa yang dilakukan ini bukan benci bupati tetapi lebih kearah koreksi kebijakan.

“Sehingga kebijakan jangan hanya bertopang pada rasio semata, tetapi juga Nurani,” ujarnya.

Cak Memet begitu biasa dipanggil menyoroti pelaksanaan Tajem (gerak jalan tradisional Tanggul Jember sejauh 30 km)yang digelar akhir bulan ini, ternyata bertepatan dengan Tahun Baru Muharram (satu syuro) dan juga hari kepulangan Jamaah haji Jember.

“Padahal pada acara Tajem biasanya arus lalu lintas ditutup dari start sampai finis,” katanya.

Ruwatan Bumi Jember dimulai dengan mengarak gunungan terbuat dari buah dan sayur memutari alun-alun dilanjutkan dengan orasi bergantian dan rebutan gunungan. Dilanjutkan dengan doa penutup dan Makan bersama.

Reporter Joni Budi Utama

Related posts