Jakarta, LiraNews – Menteri Perdagangan (Mendag) RI Muhammad Lutfi menjawab soal kabar harga minyak goreng di Malaysia lebih murah dibandingkan harga di Indonesia.
Hal itu disampaikan Lutfi menjawab pertanyaan anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (31/1/2022).
Mufti meminta konfirmasi Mendag soal harga minyak di Malaysia yang lebih murah dibanding di Tanah Air.
“Yang terakhir Pak Menteri, saya tertarik waktu itu lihat di media bahwa di Malaysia harga minyak goreng Rp8.400, itu betul tidak Pak Menteri?,” tanya Mufti kepada Mendag, di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan.
Merespons pertanyaan anggota DPR, Lutfi menjelaskan, sejak 2016, Malaysia menerapkan kebijakan untuk mensubsidi harga minyak untuk rakyatnya.
“Jadi mereka mensubsidi 60ribu kilogram atau 60 ton untuk jadi 60 juta liter sebulannya, untuk diberikan langsung dengan harga 2,5 ringgit itu subsidi. Jadi mereka kasih subsidi, pemerintahnya memberikan subsidi,” ujar Lutfi.
Sementara itu, Lutfi mengungkapkan, harga minyak goreng di Malaysia itu setara 6,7 ringgit per liter atau kira kira Rp20 ribu per liternya.
Dirinya menyebut harga tersebut sebenarnya lebih mahal dibanding harga minyak goreng di Indonesia.
“Sedangkan untuk harga minyak goreng di Malaysia itu per liternya setara dengan 6,7 ringgit atau kira kira 20 ribu per liternya, 22 ribu per kilogramnya, 20 ribu per liternya. Artinya lebih mahal sebenarnya dari minyak Indonesia,” ucap Lutfi.
“Kenapa? karena sederhana Malaysia itu sekarang kalau harga internasional 1340 itu mereka ada pajak ekspornya 100 dolar. Jadi penyerahan CPI di dalam Malaysia itu harganya 1240, di tempat kita itu kira-kira 1040. Nah itu makanya mereka lebih mahal,” sambung Lutfi.
Mendengar penjelasan Mendag, Mufti mengatakan, harga minyak goreng satu harga saat ini sebesar Rp14 ribu per liter bisa dinikmati semua lapisan masyarakat.
Namun, Mufti mengusulkan agar harga minyak bisa diturunkan lagi menjadi Rp9 ribu per liter untuk rakyat miskin.
“Kalau begitu kita usulkan sekarang kan 14 ribu semua orang bisa beli, rakyat miskin orang kaya, maka harapan kami ke depan Pak Menteri kami usulkan bagaimana bisa harga, kita enggak minta harga Rp8.400, tapi Rp9.000 deh untuk rakyat yang benar-benar membutukan Pak Menteri misalnya seperti model distribusi pupuk karena rakyat kita di bawah itu benar-benar butuh Pak Menteri,” tutup Mufti. LN-RON