Spesial Hutda Melalui Program “Rakyat Bertanya, Bupati Menjawab” Buol Praktekan Demokrasi Partisipatif

Buol, LiraNews – Dalam rangka perayaan Hutda ke-22 Tahun Kab. Buol, banyak program dan kegiatan yang di cetuskan Pemda. Selain Bantuan Sosial kepada masyarakat senilai puluhan Miliar, hal yang tak kalah menarik adalah kegiatan Live Zoom “ Rakyat Bertanya, Bupati Menjawab”, bertempat di Aula Vidcon Bapenda Buol.

Setelah sebelumnya banyak yang meragukan bahkan menjust bahwa Pemda Buol anti kritik, otoritarian, dan sematan-sematan lain, di malam pergantian Tahun lahir Kab. Buol, program ini mengejawantahkan asumsi liar tersebut.

Read More
banner 300250

Sepintas program ini tak populer, karena baru pertama kali dilakukan, tidak saja di Buol, juga di Sulteng. Semangat utamanya adalah: mempraktekan apa yang di sebut demokrasi partisipatif dimana rakyat di ajak berpartisipasi menentukan arah kebijakan. Persis dengan istilah mekanisme “Bottom Up” atau dari bawah keatas. Kegiatan ini sama sekali tidak menggaris merah salah satu tema, dialog ini membahas semua hal berkaitan dengan daerah. Topik apapun, sejauh untuk kemajuan daerah layak di bahas dalam dialog ini.

Sedikit Riwayat Pemekaran Buol
Dalam paparan pembukanya, Bupati Buol menjelaskan bahwa semangat yang di rintis oleh pendiri daerah ini adalah bagaimana mewujudkan Buol yang sejahtera ekonomi dan berdaulat secara politik.

“Sejak dekade akhir Tahun 80-an dan awal 90-an, daerah ini telah di rintis dasarnya. Banyak para perintis yang berjuang untuk pemekaran Buol yang saat ini masih ada tetapi ada juga yang telah mendahului kita” ujar Bupati.

“suka duka bersama almarhum Ir. Krim Mbouw, merupakan tokoh utama perjuangan pemekaran. Dari mulai keterbatasan biaya yang akhirnya kami berinisiatif untuk menggalang dana dari masyarakat Buol, terkumpul hampir 1 Miliar, dan tak sepeserpun kami gunakan untuk kepentingan pribadi” ujar Bupati.

Segala kendala ini tak menyurutkan semangat untuk mewujudkan cita-cita Buol yang sejahteran mandiri. Di saat Kab. Poso sudah membayar biaya, survey sementara Kab. Buol belum, namun dengan perjuangan yang tak kenal lelah, kebutuhan itu akhirnya dapat di penuhi.

“atas dasar itu, peran dan partisipasi rakyat Buol sangatlah besar bagi pemekaran daerah ini. Saya pernah menginisiasi pertemuan Tahun 1990 menghadirkan tokoh-tokoh di Buol semisal Ir. Karim Mbouw, Karim hanggi, Syamsudin Salakea, Sukarno Tarakuku, dll. Kegiatan ini mengambil tema “ Buol menuju era tinggal landas” ucap Bupati.

Olehnya, dalam mewarisi api semangat perjuangan pemekaran, Bupati Buol mencetuskan kegiatan Live Zoom “ Rakyat Bertanya, Bupati Menjawab”.

Visi Masa Depan
—————————
Di umur yang ke 22 Tahun, Bupati Buol menggaris bawahi kembali sejak berdirinya daerah ini, para pendiri memiliki visi yang merupakan cita-cita yang hendak di wujudkan dimasa depan. Layaknya manusia, umur 22 adalah penentuan jati diri dan mulai menatap masa depan.

Visi-Misi Kabupaten Buol:
“Mewujudkan Kesejahteraan, dengan Bertumpu pada Kemandirian dan Kedaulatan Rakyat”

Visi ini adalah basis filosofis, dasar sekaligus cita-cita Kab. Buol kedepan. Sebab di visi-misi ini terkandung tiga kosakata penting, atau yang disebut Trilogi Visi-Misi, yakni: Sejahtera, Mandiri, dan Berdaulat.

Capaian-Capaian Penting.
Ada banyak capaian penting telah di raih daerah ini, di umurnya yang ke-22 Tahun. Hal tersebut antara lain:

1). Sektor Pendidikan, melalui program pendidikan gratis dan berkualitas, saat ini berdasarkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab. Buol berada di angka menengah di Sulteng yakni 6769 persen, di buktikan oleh Angka Partisipasi Murni untuk SD 96,66, SMP 75, 26, SMA 62,14 persen. Dari segi umur, angka partisipasi sekolah umur 13-15 Tahun 93,27 persen, Penduduk 16-18 Tahun 73,09 Persen, Umur 7-12 Tahun 99,53 Persen.

2). Sektor Kesehatan selain upaya mewujudkan kesehatan gratis dan berkualitas, fasilitas Kesehatan juga kian meningkat, banyaknya dokter spesialis berbagai bidang, dan tahun ini mendapat penghargaan dari Badan Akreditasi Nasional yang mengukur tingkat pelayanan pelayanan RS terhadap masyarakat dengan akreditasi Paripurna pertama kali di Sulteng.

3). Jaminan Faktor Produksi (Tanah, modal, dan infrastruktur). Telah meningkat sginifikan utamanya dalam bantuan sarana prasarana produksi. Untuk Tahun 2021 saja total bantuan petani dari Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan berjumlah 21, 3 Miliar. Program-program yang di lahirkan yakni: Tanah Untuk Rakyat (Taura), P3K hasilkan 117 ribu Ton (Tahun 2020) dan Gertak Bos hasilkan hampir 30 ribu Ton (Tahun 2020).

4). Implikasi dari program kesejahteraan berdampak pada angka kemiskinan yang menurun dari 16, 36 persen Tahun 2015, turun menjadi 13 persen Tahun 2020.

Problem Pertanian Kita
————————————–
Banyak tantangan dan hambatan kenapa pertanian kita berjalan lambat, sekalipun di beberapa sector menggambarkan peningkatan signifikan. Problem tersebut ada dan terletak di sector Off Farm atau pra dan paska produksi. Dalam tahap pra menyebabkan biaya produksi melonjak tinggi, dalam tahap paska menyebabkan biaya atas hasil produksi tidak maksimal.

“Salah satu kendalanya adalah pengaruh Monopsoni, Oligopsoni, Monopoli, dan Oligarki. Oligopsoni dan monopsoni mengakumulasi distribusi bibit, pupuk, dan alsintan sehingga biaya produksi membengkak, sedangkan monopoli dan oligopoly memonopoli pasar dan mengatur stabilitas harga” ujar Bupati Buol.

Tantangan lainya adalah di sector hilir, hasil pertanian masih di psarkan dalam bentuk bahan mentah yang minim value. Padahal, jika mampu di bangun industri olahan, maka akan memberikan nilai lebih dan peningkatan hasil produksi bagi petani.

“olehnya kesejahteraan petani yang hendak kita wujudkan berpusat pada tiga hal:

1). Menekan Biaya Produksi, 2). Meningkatkan Hasil Produksi, 3). Menguasai stabilitas pasar” ujar Bupati lagi.

Disisi yang lainya, Bupati Buol sadar betul, bahwa hal paling utama adalah konsistensi kebijakan dengan visi misi yakni “menolak investasi” dengan tetap focus pada perekonomian rakyat berbasis pangan. Hal ini di buktikan dengan penolakan Bupati terhadap 3 investor Perkebunan yang hendak mengekspansi lahan di Buol.

Beberapa pertanyaan dan saran
—————————————————-
Ada beberapa pertanyaan dan saran yang muncul dalam dialog kali ini, yang akan di paparkan disini, adalah pilihan dari beberapa pertanyaan tersebut.

1). Pentingnya Penulisan Sejarah Daerah Yang Objektif

2). Mendorong Bahasa Buol menjadi materi Muatan Lokal dan Di Atur Dalam Perda

“Sejak Tahun ini, secara perlahan Bahasa Buol. Mulai kita biasakan untuk di ucapkan dan dalam penulisan agenda resmi. Pemda akan berusaha menjadikan Bahasa Buol sebagai mata pelajaran Mulok” ucapnya.

3). Tentang PTDH 16 ASN

Dalam hal ini Bupati Buol menjelaskan bahwa tindakan PTDH adalah bukan inisiatif Pemerintah Daerah, melainkan Instruksi Pemerintah Pusat melalui SKB tiga menteri Mendagri, Menpan-RB, dan KASN.

Juga di kuatkan oleh temuan dan rekomendasi BPK dan intruksi KPK. Hal ini bertambah kuat dengan keputusan PTUN yang memutuskan pelanggaran 16 ASN dan menguatkan keputusan langkah PTDH.

Apakah tidak ada upaya Pemda?
—————————————————–
Bupati Buol bersama Sekda saat itu (Hamid Lakuntu) dan Kepala BKD telah menempuh jalur komunikasi agar keputusan PTDH ini dapat di anulir.

Tetapi BKN dalam hal ini, tetap bersikukuh dengan dasar SK, Instruksi dan putusan pengadilan yang telah Inkra.

Jalur upaya berikutnya adalah agar keputusan ini di serahkan kepada Pemprov Sulteng akan tetapi, lagi-lagi keputusan ini sudah bulat.

Untuk di ketahui, Jika pemda dalam hal ini Bupati tidak menindaklanjuti arahan dan instruksi PTDH, maka kepala daerah tersebut akan di kenai sanksi.

“Keputusan PTDH ini berlaku secara nasional. Kepala Daerah yang tidak menindaklnjuti akan di kenai sanksi. Atas dasar tersebut, sekalipun berat, tidak ada pilihan selain PTDH”

“Akan tetapi, jika ada prluang ataymu celah hukum, dimana dapat di tinjau kembali, maka Pemda akan dengan senang hati memfasilitasi aspirasi 16 ASN tersebut” tegas Bupati.

Pentingnya Peran Masyarakat
————————————————-
Kebijakan, program dan pembangunan, tidak bisa hanya di sandarkan pada pemerintah semata, peran dan partisipasi rakyat juga sangat penting dalam mengawal perjalanan daerah ini ke arah yang lebih baik (on the right Track)

Atas dasar tersebut, kegiatan seperti ini di rencanakan akan di lakukan secara rutin agar memberi wadah rakyat dalam menyalurkan aspirasinya.

Sebab, saran, kritik, dan aspirasi yang tidak menemukan wadahnya kadangkala akan terjerumus kedalam berita Hoax yang dapat menimbulkan kegaduhan dan destabilisasi sosial.

“Pemerintah tidak anti kritik, hanya saja kritiknya harus pada rel yang semestinya. Jika ada indikasi pelanggaran hukum, silahkan laporkan pada pihak berwajib, bukanya mencurahkan di media sosial yang justru menimbulkan ragam interpretasi dan isu liar serta Hoax”

Partisipasi aktif rakyat, dalam mengawal, mengontrol, dan memastikan kebijakan tetap berpihak pada cita-cita kesejahteraan, adalah tanggung jawab sosial, tanggung jawab sejarah, dan tanggung jawab Pada Demokrasi.

Bagian Protokol Dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Buol(firdaus gafar-LN)

Related posts