Stafsus Menteri PPPA: Pidato Megawati Terobosan Konstruktif Agar Pengajian Ibu-ibu Berkemajuan

JAKARTA – Staf Khusus Menteri Pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak (PPPA), Ulfah Mawardi, menilai pidato Megawati Soekarnoputri tentang pengajian perempuan adalah sebuah ajakan progresif yang mendorong agar pengajian Ibu-ibu lebih berkemajuan.

Ulfah Mawardi pun menyayangkan Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta yang malah melapor ke Komnas Perempuan melalui kantor pos Yogyakarta, Jumat (24/2/2023).

Read More
banner 300250

“Saya merasa tindakan pelaporan tersebut tidak tepat dan keliru. Karena bagi saya yang hadir dan mendengar langsung Ibu Megawati pidato di acara tersebut menganggap perkataan Bu Mega itu adalah ajakan dan dorongan agar pengajian itu berkemajuan,” ujar Ulfah kepada awak media di Jakarta, Jumat (24/2/2023).

Ulfah menilai Megawati sama sekali tidak melarang atau menganggap negatif Ibu-ibu ke pengajian. Sebab apa yang disampaikan Megawati itu adalah dalam konteks acara “Kick off meeting Pancasila dengan tema Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual Pada Anak dan Perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Serta Mengantisipasi Bencana”.

Sebaliknya, Ulfah yang juga menjabat Wakil Sekretaris MUI Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Ulama menilai, contoh pengajian yang disebut Megawati di acara tersebut sangatlah baik dan starategis. Ada tiga alasan:

Pertama, pengajian sebagai salah satu wadah Ibu-ibu mentransfer nilai dan pemahaman tentang agama yang selama ini bersifat fiqhi diarahkan kedepannya menjadi wadah yang lebih progresif dan berkemajuan yakni yang bisa menjawab berbagai persoalan bangsa seperti stunting, KDRT kekerasan dan bencana.

“Ibu Megawati malah mengawali sebelum bilang kalimat tersebut, maaf yah…maaf yah. Nanti saya jangan di bully, beribu-ribu maaf”. Bu. Mega sudah tau konsekuensi dari ucapan-ucapan beliau,” ujar Ulfah.

Ulfah menilai ungkaan Megawati itu autokritik untuk perempuan Indonesia, khususnya islam/muslimah yang sering ikut pengajian, karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim maka masyoritas kena stunting, KDRT kekerasan seksual dan bencana alam adalah anak-anak kita.

“Bahkan Bu Mega juga mengatakan ‘saya juga pernah ikut pengajian, saya ini Muslim loh, naik haji dan umroh beberapa kali” jelas Ulfah mengingatkan isi pidato Megawati.

Kedua, pesan yang disampaikan Megawati bahwa Ibu-ibu jangan hanya ikut pengajian tapi tidak dapat memanage keluarga, tidak dapat mengadvokasi diri, tidak berdaya dengan budaya patriarki, tidak dapat memberikan pengasuhan yang baik pada anak, sehingga kena Stunting.

Tapi ibu-ibu harus cerdas memanage keluarga, harus maju dan berdaya. Pengajian yang berkemajuan itu harus mampu melakukan gerakan-gerakan advokasi dan pemberdayaan khususnya pada perempuan dan anak.

“Inilah pengejawantahan Pancasila dalam tindakan yang sejatinya dapat dilakukan dalam pengajian yang berkemajuan. Jadi Bu Mega itu mendorong pengajian yang progresif,” tandas Ulfah.

Ketiga, Ulfah menangkap pesan politik dalam pidato Megawati, bahwa ketika semua Ketua Umum Partai Politik sibuk membahas capres dan cawapres, justru Bu Mega yang Ketua Umum PDI Perjuangan membuat kegiatan yang tidak dilakukan oleh ketum partai lain.

Beliau mengundang menteri-menteri, kapolri beberapa kepala lembaga tinggi negara, beberapa kepala daerah, ormas dan lapisan masyarakat untuk memikirkan dan mencari soslusi terkait persoalan riil yang dialami masyarakat dan rakyat Indonesia saat ini, yaitu stunting, KDRT kekerasan seksual dan bencana alam.

Masalah Stunting, KDRT, serta bencana alam itu, lanjut Ulfah, banyak menimbulkan korban dari para perempuan dan anak.

“Harapan Bu Mega adalah agar Pengajian yang berkemajuan kedepannya berfungsi sebagai wadah Pendidikan Politik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kebangsaan, seperti manajemen keluarga yang baik, pencegahan stunting, KDRT kekerasan seksual dan bencana alam,” kata Ulfah.

“Jangan sebaliknya pengajian disalahgunakan untuk kepentingan politik yang sempit dan merusak tatanan kebangsaan kita,” tuntas Ulfah Mawardi, yang pernah menjabat Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah 2012-2016.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *