Jakarta, LiraNews — Jabatan puncak atau Direktur Utama sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah jabatan prestise dan tantangan. Namun hal ini tidak berlaku bagi Suprajarto. Pria ini memilih menolak dan justru mengundurkan diri saat ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN.
Lho kenapa bisa begitu? Suprajarto menolak keputusan Menteri BUMN Rini Soemarno mengangkatnya sebagai Direktur Utama baru Bank BTN karena tak diajak bicara dan musyarawah oleh ibu Menteri BUMN.
Ujuk-ujuk Rini “menggeser”nya dari posisinya sebagai Direktur Utama Bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang lebih “besar” ke bank BTN yang “megap-megap”. Penolakan ini membuat Suprajarto otomatis tidak lagi menjabat Dirut BRI.
Merasa digeser dari posisinya sebagai nahkoda bank BRI yang dengan susah payah dibesarkannya, Suprajarto mengaku tak menerima keputusan tersebut.
Maka ia menolak putusan Menteri Rini memindahkan dia ke posisi Dirut BTN. Pria ini mengaku lebih baik ia “off” dulu dari aktivitasnya di Bank BUMN.
Suprajarto beralasan bahwa dirinya tidak pernah diajak bicara mengenai posisi barunya tersebut. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Direktur Utama BTN.
“Bahwa saya ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank Tabungan Negara di mana saya tidak pernah diajak bicara mengenai penetapan ini sebelumnya apalagi diajak musyawarah. Oleh karena itu oleh penetapan RUPSLB atas penetapan ini saya tidak dapat menerima keputusan itu, dan saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB BTN,” kata Suprajarto di bilangan Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019), seperti dilansir Editor.id.
Suprajarto menambahkan bahwa ia ingin melepas penat dari kesibukanya terlebih dahulu. Dalam waktu dekat ia ingin berlibur.
“Habis ini mau liburan ya, rencana ke depan corsec mau pensiun juga,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa tak memiliki persoalan dengan Menteri BUMN Rini Soemarno.”Saya nggak pernah ada persoalan dengan siapapun,” katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno menunjuk Suprajarto, Dirut PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, menjadi Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN. Keputusan ini melalui RUPS-LB atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BTN, di Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Corporate Secretary BTN Achmad Chaerul dalam keterangan resminya mengatakan susunan pengurus bank sesuai hasil RUPSLB ini diharapkan dapat memperkuat kinerja perseroan dalam memenuhi target bisnis sekaligus menjawab tantangan masa depan.
“Kami optimistis menjadikan soliditas pengurus bank sebagai modal dan semangat untuk menjadikan kinerja bisnis BTN menjadi lebih baik,” kata Chaerul.
Menurut Chaerul, ke depan BTN akan mempunyai peluang untuk tumbuh lebih baik. Perseroan telah menyesuaikan sejumlah target bisnis dengan dinamika perekonomian yang terjadi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kebutuhan rumah yang sangat besar adalah peluang yang tidak akan pernah berhenti dan terus membutuhkan inovasi.
“Kami akan tetap memainkan peran sebagai pemain utama yang mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah rakyat. BTN telah membuktikan hal tersebut dan ke depan kita akan bekerja keras untuk dapat berperan lebih besar guna mendukung Program Sejuta Rumah yang menjadi program pemerintah,” tambah Chaerul. LN-TIM