Survei Pilkada Jatim: Risma-Gus Hans Tempel Ketat Khofifah-Dardak, Polbrain Ungkap Tiga Faktor Kunci

Pilkada Jatim 2024

Suroboyo, LiraNews.com – Persaingan ketat terjadi dalam Pilkada Jawa Timur (Jatim) antara pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak (Khofifah-Dardak) vs Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Risma-Gus Hans).

Bahkan rebutan elektabilitas akan mengetat di detik-detik akhir sebelum nyoblos tanggal 27 November.

Read More
banner 300250

Kenapa? Karena masih ada 10 persen warga Jatim yang belum nentuin pilihan. Sementara selisih antar Khofifah-Dardak vs Risma-Gus Hans begitu tetatnya.

“Kami melihat situasi Pilkada Jatim masih dinamis, bahkan sampai hari H nanti,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Riset Politik ‘Polbrain’, Airlangga Pribadi Kusman.

Meski demikian, jelas Pribadi, harus diakui fokus publik sudah mengerucut pada dua pasangan calon, yaitu Khofifah-Emil dan Risma-Gus Hans.

“Keduanya akan saling berebut pemilih yang belum menentukan serta pemilih masing-masing kubu yang masih bisa berubah,” ujar Pribadi dalam siaran pers, Jumat (15/11/2024).

Dalam survei Polbrain, elektabilitas yang terbaca sebagai berikut: Khofifah-Dardak elektabilitas 49,3 persen; Risma-Gus Hans elektabilitas 35,2 persen; Luluk Nurhamidah- Lukmanul Khakim elektabilitas 5,3 persen. Undecided Voters/Belum Menentukan Pilihan 10,2 persen.

Pribadi menilai kontestasi Pilkada Jatim sangat ditentukan bagaimana Khofifah-Emil dan Risma-Gus Hans memaksimalkan peluang di tikungan terakhir sebelum pencoblosan 27 November 2024.

“Di sisa waktu yang ada saat ini, baik Khofifah-Emil maupun Risma-Gus Hans harus memacu diri pada lap terakhir untuk bisa mengunci kemenangan,” jelas Pribadi.

Pribadi menyebut tiga faktor yang bisa menentukan hasil Pilkada Jatim.

Pertama, suara publik yang belum menentukan pilihan, yang berkisar 10 persen. Kandidat yang bisa meraih suara ini akan cukup mampu meningkatkan elektabilitasnya.

Kedua, pemilih yang sudah menentukan pilihan tetapi masih menyatakan bisa mengubah pilihan.

Berdasarkan survei, ada 44,3 persen pemilih yang menyatakan bahwa pilihannya saat ini masih mungkin berubah ketika Pilkada berlangsung 27 November 2024. Inilah ceruk potensial yang akan jadi penentu siginifikan. Yaitu swing voters.

Ketiga, faktor kemampuan duet Luluk-Lukman mengoptimalkan basis suara mereka, yaitu kalangan Nahdliyin.

Faktor Luluk-Lukman punya gesekan pasar utama dengan Khofifah-Dardak. Semakin Luluk bisa mengoptimalkan jaringan suara Nahdliyin dan PKB, tentu berpotensi akan menggerus suara Khofifah.

“Artinya masih ada cukup waktu, baik Risma-Gus Hans maupun Khofifah-Emil untuk menentukan hasil akhir, apakah Risma-Gus Hans mampu menyalip di lap terakhir, atau Khofifah-Emil memperkokoh posisinya? Ini yang kita tunggu,” tuturnya.

Sebagai informasi, survei Polbrain dilakukan pada 18-23 Oktober 2024 terhadap 1.000 responden yang tersebar secara proporsional di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *