Tuai Kontraversi, Oknum Panitia Perkemahan 1000 Tenda Tarik Biaya Pedagang

Probolinggo, LiraNews — Perkemahan Seribu (1000) Tenda yang diselenggarakan di Hutan Jati di desa tarokan kecamatan Banyuanyar kabupaten Probolinggo provinsi Jawa Timur menuai kontroversi, Informasi didapat, sejumlah pedagang telah ditarik biaya oleh oknum Yang mengatasnamakan Panitia.

Sejumlah pedagang asongan dan pedagang souvenir mengatakan kepada awak media bahwa dirinya dimintai uang oleh oknum panitia berseragam Coklat untuk dapat berjualan di lokasi perkemahan dengan nominal yang bervariasi Rp.25000/hari bagi pedagang asongan/keliling. Dan Rp.300.000-1000.000 Rupiah bagi pedagang yang di bawah tenda.

Samsul “nama samaran” penjual pentol keliling, mengatakan, di pintu gerbang dirinya di cegat oleh panitia dan di mintai uang sebesar Rp.25.000 untuk berjualan di lokasi perkemahan. Padahal dalam sehari ia hanya mendapatkan keuntungan dari hasil penjualannya tidak lebih dari Rp.50.000-75.000 saja.

Ketua Panitia/Bupati 1000 Tenda “Tirnam” di lokasi perkemahan saat ditemui oleh awak media, Minggu  (28/7/2019), dirinya tidak menyangkal dengan adanya informasi penarikan tersebut dengan alasan untuk memenuhi kekurangan dari anggaran yang didapat.

“Anggaran yang dialokasikan untuk perkemahan 1000 tenda dari pemerintah kabupaten Probolinggo Rp. 40.000.000 bersumber dari APBD, dari dana tersebut pihak penyelenggara masih ada kekurangan Rp. 24 jt itu pun masih belum termasuk untuk biaya closing, sedang waktu opening kemarin kita sudah menghabiskan biaya Rp. 12.000.000,” ujarnya.

Terpantau, di lokasi perkemahan terdapat ratusan pedagang asongan keluar masuk areal perkemahan selain pedagang yang menetap di lokasi.

Menanggapi perihal tersebut wakil Bupati Probolinggo Drs.H.A. Timbul Prihanjoko yang juga Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Probolinggo, saat ditemui di lokasi perkemahan mengatakan, penarikan itu sudah wajar. “Mungkin itu inisiatif panitia, yang mana nanti semua pertanggungjawabannya akan pada saya,” tandasnya.

Lengkapnya, Timbul Prihanjoko mengatakan, jangan dilihat dari segi penarikannya tapi lihat dari segi pemanfaatannya, disini ada dua opsi satu untuk Pramuka kedua untuk memutar pergerakan ekonomi warga.

“Coba perhatikan berapa puluh juta Rupiah perputaran keuangan masyarakat yang berputar pada kegiatan ini. Kalau ada yang keberatan karena pungutan tersebut jangan jualan disini,” jawabnya.

Sebelumnya, Wakil Bupati Probolinggo Drs. H.A. Timbul Prihanjoko yang juga Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Probolinggo yang meninjau langsung lokasi Kemah 1.000 tenda Pramuka Penggalang SD/MI dan SMP/MTs Tahun 2019 di  Bumi Perkemahan Jatiraya P-25A Desa Tarokan Kecamatan Banyuanyar.

Reporter: Anies

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *