Jakarta, LiraNews – Sudah 5 hari, tepat Jumat (10/2), Irfandy Mokoginta menunggu kepastian untuk bisa bertemu orang nomor satu di Republik Indonesia Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi. Rupanya waktu dua Minggu bagi lelaki satu orang anak bukanlah hal yang singkat, seperti yang di janjikan oleh security, tepat pintu masuk Sekretariat Negara, Istana Presiden Jakarta.
“Setelah menginap semalaman di Bandara Soekarno – Hatta, Minggu (5/2), besoknya, Pagi Senin (6/2) saya ke Jakarta, langsung ke Istana untuk bertemu dengan Jokowi. Saya ke Sekretariat negara, di pintu masuk saya mengutarakan pada Security ingin bertemu dengan Pak Presiden Jokowi untuk menyampaikan beberapa hal. Saya tidak bisa masuk, hanya KTP saya yang difoto dan disuruh tunggu 2 Minggu untuk bertemu dengan Pak Jokowi,” katanya saat ditemui liranews.com di depan Gedung Bina Graha, Istana Presiden Jakarta, Kamis (8/2).
Alumni Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ini, tidak bisa menjelaskan secara rinci tentang persoalan di kampung halamannya, Desa Bululi, Kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Intinya, setelah bertemu Jokowi dia akan jelaskan persoalan yang dia alami sendiri.
Ada tiga persoalan yang ingin dia sampakan, Pertama, Isu pertanian, Kedua, Persoalan hukum dan Ketiga, Bantuan Sosial (Bansos). Untuk bantuan kepada para petani ini, katanya, tidak tepat sasaran, misalnya, orang yang sudah meninggal masih dapat bantuan. Sama halnya seperti Bansos.
“Yang jelas persoalan hukum, pertanian dan Bansos ini saya sudah sampaikan kepada pemerintah setempat, namun tidak ada tanggapan. Inilah yang membuat saya nekat ke Jakarta untuk bertemu langsung dengan beliau, Pak Jokowi,” tambahnya
Diketahui, Irfandy mengaku sejak hari pertama dia ke Istana Presiden, kemudian ke Istiglal, malamnya tidur dibawah rel KA, tidak jauh dari Istiglal. Dirinya tidak memikirkan tempat menginap. Yang jelas keinginan bertemu Jokowi terwujud, seperti yang dijanjikan penjaga pos, security, 2 Minggu kemudian bisa bertemu Jokowi.
“Bismillah. Tetap saya tunggu. Insya Allah terwujud. Ada keajaiban meski tidak melalui prosedur surat menyurat agar bisa diterima oleh Pak Jokowi. KTP saja,” pungkasnya. LN-AZA