Indragiri Hilir, LiraNews.com – Kejaksaan Negeri Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Sumatera Selatan (Sumsel) merilis perkembangan terbaru kasus dugaan korupsi program Paket Premium Ramadan pada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Indragiri Hilir 2024.
“Kejari Telah Periksa 19 Saksi dan mengumpulkan 3.150 Barang Bukti atau Barbuk,” kata Kepala Kejakaaan Negeri (Kajari) Inhil Nova Puspitasari SH MH, Rabu (4/12/2024).
Nova Puspitasari didampingi Kepala Seksi (Kasi) Pidsus Ade Maulana dan Kasi Intel Predric Danil Tobing menjelaskan, proses hukum terhadap kasus ini sudah memasuki tahap penyidikan.
Hal itu berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: PRINT–02/L.4.14/Fd.1/10/2024 tertanggal 30 Oktober 2024.
Dari fakta awal dan penyidikan, paket premium Ramadan yang diduga dikorupsi itu merupakan bagian dari program rencana kerja dan anggaran tahunan BAZNAS Inhil periode 1 Januari hingga 31 Desember 2024.
Program paket premium ramadan masuk dalam bidang kemanusiaan dialokasikan sebesar Rp1.540.000.000 (Rp1,54 miliar) yang peruntukannya berupa bantuan makanan bagi golongan fakir dan miskin.
Namun dalam pelaksanaannya, dana zakat yang dicairkan mencapai Rp1.698.000.000 (Rp1,69 miliar) melebihi anggaran yang telah ditetapkan.
Jenis bantuan dalam paket ini meliputi berbagai bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, hingga barang kebutuhan lainnya, termasuk sarung Wadimor.
Sedangkan distribusinya dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima tanggal 4 April 2024, yang ditandatangani oleh Ketua Baznas Inhil saat itu dan Herman selaku Pj Bupati Inhil.
Adapun dugaan pelanggaran yang ditemukan oleh penyidik terkait indikasi bahwa pelaksanaan program ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sejumlah bukti, seperti dokumen dan keterangan saksi, menunjukkan adanya dugaan perbuatan melawan hukum.
“Proses penyidikan masih berlangsung dengan fokus pada pemeriksaan saksi-saksi tambahan, termasuk ahli. Perhitungan kerugian negara, dan pengumpulan bukti lain yang relevan sesuai Pasal 184 KUHAP guna menetapkan tersangka dalam kasus ini,” terang Nova.
Nova menyebut tim penyidik tindak pidana khusus masih terus bekerja untuk mengungkap dugaan korupsi yang berpotensi merugikan keuangan negara.
Ia menilai pengumpulan bukti dan pemeriksaan ahli menjadi langkah penting untuk memastikan kejelasan kasus ini dan menegakkan keadilan.
“Perkembangan lebih lanjut akan disampaikan setelah proses penyidikan mencapai tahapan signifikan,” tutup Nova.