Sampang, LiraNews -Sejatinya bantuan sosial (Bansos) guru ngaji, merupakan program prioritas Bupati Wakil Bupati Sampang, periode 2019 s/d 2024. Dalam janji tersebut juga akan menaikkan nominal yang awalnya 500.000 menjadi 1000.000, Senin (29/07/2019).
Demi antisipasi terjadinya pemotongan dan permainan, akhirnya timbullah upaya untuk dibuatkan buku tabungan (Butab) untuk setiap penerima tunjangan guru ngaji. Tak hanya itu, untuk mencapai program ini optimal dan sesuai target, maka dilakukan validasi dengan tiga tahap.
Sebelum tahapan pembuatan Buku rekeneng dan pencairan, terlebih dahulu dilakukan validasi data, untuk bgaimana penerima benar benar orang yang layak menerima program tersebut. Namun sugguh sayang, validasi ulang tersebut diduga asal asalan dan mengecewakan orang banyak.
Pasalnya, ada beberapa penerima yang awalnya aktif mendpatkan tunjangan tersebut, setelah adanya validasi ulang ternyata terlewati, padahal mereka masuk kategori layak menerima tunjangan makan minum (Mamin) tersebut. Dalam arti, mereka memiliki banyak santri ngaji, dan bukan Pegawai Negri Sipil (PNS), atau pansiunan.
“Saya heran, awalnya saya aktif mendapatkan program ini, tapi setelah adanya validasi saya tak dapat. Malah yang tak punya santri (tidak mengajar) yang awalnya tidak terdaftar malah dapat,” jelas HN, asal Kecamatan Kedungdung tersebut.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari Bupati Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) DPD Lira Sampang, Sudar, SE, untuk bagaimana pemerintah tidak bermain-main dengan masyarakat dibalik program.
“Ini tidak boleh terjadi, program ini adalah program Bupati Wakil Bupati untuk para guru ngaji, kami sebagai pro pemerintah harus membantu pemerintah, bagaimna program ini tepat sasaran tampa permainan. Dan saya janji, minggu minggu ini saya akan datangi Dinas terkait untuk meminta klarivikasi, dan meminta transparansi data penerima program ini,” pungkas pemuda Karang penang tersebut.
Reporter: Hilal
