SEMARANG, LIRANEWS.COM | Tradisi seni budaya wayang kulit kembali hadir di Semarang dalam rangkaian pagelaran Wayang Kulit Malam Jumat Kliwon. Acara ini akan digelar pada Jumat, 17 April 2025, pukul 20.30 WIB, bertempat di Taman Budaya Raden Saleh, Jalan Sriwijaya No. 29, Semarang.
Pagelaran wayang kulit kali ini menghadirkan dalang Ki Jati Nugroho, seorang seniman wayang ternama dari kelompok Joko Edan Putro, Semarang. Lakon yang akan dimainkan berjudul “Bel Geduel Beh”, sebuah kisah yang diharapkan dapat memberikan hiburan sekaligus tuntunan bagi para penonton.
Merawat Tradisi Lewat Pagelaran Rutin
Pagelaran Wayang Kulit Malam Jumat Kliwon telah menjadi agenda rutin di Kota Semarang. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Teater Lingkar, serta berbagai komunitas seni budaya lainnya.
Menurut Mas Ton panitia penyelenggara, pagelaran ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Jawa dan memperkenalkan kesenian wayang kulit kepada generasi muda. “Wayang kulit bukan sekadar hiburan, tetapi juga media pendidikan dan refleksi kehidupan,” ujar dedengkot Teater Lingkar Semarang dalam keterangannya.
Wayang Kulit Gratis untuk Umum
Salah satu daya tarik utama dari acara ini adalah tiket masuk yang gratis untuk umum. Hal ini bertujuan untuk memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat agar dapat menikmati seni budaya tanpa kendala biaya. “Kami ingin semua lapisan masyarakat bisa menikmati dan memahami filosofi yang terkandung dalam pertunjukan wayang,” tambah panitia.
Selain pagelaran wayang kulit, acara ini juga didukung oleh berbagai pihak, termasuk Pondok Pesantren Azzuhri, Wicaksana Outdoor Advertising, serta komunitas Simbo Laras Baca. Kehadiran berbagai elemen ini semakin memperkuat sinergi antara seni, budaya, dan pendidikan di tengah masyarakat.
Antusiasme Masyarakat Terhadap Wayang Kulit
Pagelaran wayang kulit di Semarang selalu mendapat respons positif dari masyarakat. Antusiasme ini terlihat dari tingginya jumlah penonton yang hadir di setiap pertunjukan sebelumnya. Dengan menghadirkan dalang Ki Jati Nugroho dan lakon yang unik, acara ini diharapkan kembali menarik minat masyarakat untuk menikmati dan mengapresiasi seni wayang kulit.
Masyarakat diundang untuk datang dan menikmati pagelaran ini, serta turut serta dalam upaya pelestarian budaya tradisional yang semakin tergerus oleh modernisasi. Wayang kulit bukan hanya pertunjukan seni, tetapi juga bagian dari identitas dan kearifan lokal yang harus terus dijaga keberlangsungannya.