Tabung Oksigen Langka, Mulyanto Minta Pemerintah Tak Terburu-buru Buka Opsi Impor

Jakarta, LiraNews – Untuk memenuhi kebutuhan tabung oksigen di berbagai rumah sakit, pemerintah sebaiknya mengoptimalkan produksi dalam negeri. Pemerintah jangan terburu-buru membuka opsi impor sebab penanggulangan Covid-19 sebaiknya disinergikan dengan upaya menggerakan sektor industri dan ekonomi masyarakat.

Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto kepada para awak media, Selasa (7/7/2021) menyikapi kelangkaan tabung oksigen akhir-akhir ini.

Read More
banner 300250

Mulyanto menyebutkan impor itu ibarat ‘perceraian’ dalam rumah tangga. Tidak diharamkan namun dibenci. Tidak boleh sembarangkan dibuka kecuali darurat dan sangat memaksa.

“Kemarin sudah bagus kita mengirim gas oksigen ke India. Masak sekarang kita ingin impor. Padahal bibir kita belum kering benar membahas masalah itu,” singgung Mulyanto.

Yang harus dilakukan pemerintah, menurut Mulyanto adalah melakukan analisis supply-demand yang akurat dan mengoptimalkan produk domestik.

“Jangan belum apa-apa sudah membuka opsi impor. Kebijakan seperti Ini memang ditunggu-tunggu mafia impor,” tegas Mulyanto.

Mulyanto meminta pemerintah memutakhirkan data produksi domestik yang ada di dalam negeri. Juga perlu ditinjau kebijakan alokasi gas oksigen untuk sektor kesehatan dan sektor industri.

Kalau memang sektor kesehatan masih kurang, ujar Mulyanto, ditingkatkan saja kuotanya menjadi lebih dari 60 persen. Kalau perlu menjadi 80 persen kuota gas oksigen.

“Sangat logis kalau di tengah pandemi Covid-19 yang memuncak seperti sekarang ini, kuota gas oksigen untuk sektor kesehatan kita tingkatkan dan prioritaskan. Kita semua akan mendukung opsi kebijakan tersebut,” tukas Wakil Ketua F-PKS Bidang Industri dan Pembangunan ini.

Yang juga tidak kalah pentingnya, menurut Mulyanto, adalah aspek pengawasan, baik dalam tahapan produksi maupun jaringan distribusi.

“Pemerintah, melalui aparat pengawasannya, perlu memastikan, bahwa tidak ada penimbunan tabung gas oksigen yang menyebabkan kelangkaan tersebut. Jangan sampai ada pihak yang tidak bertanggung-jawab, yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ini sangat kita khawartirkan. Dan ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil terjadi,” imbuh Mulyanto.

Dalam kondisi seperti sekarang ini, legislator asal Dapil Banten 3 ini meminta pemerintah meningkatkan aspek pengawasan distribusi tabung oksigen. Jangan sampai ada pihak tertentu yang memanfaatkan situasi genting ini.

“Saya berani bicara seperti ini karena Kementerian Perindustrian sudah menjadi mitra Komisi VII DPR RI. Mitra artinya kita, eksekutif dan legislatif, saling bahu-membahu untuk melayani masyarakat yang tengah kesulitan di tengah pandemi Covid-19,” tandas Mulyanto.

Sebelumnya diberitakan, menyusul kasus kelangkaan tabung dan isi gas oksigen yang menimbulkan kasus meninggalnya 63 orang pasien Covid-19 di RS Sardjito Yogyakarta, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian tengah mempertimbangkan untuk membuka keran impor tabung gas oksigen.

Menurut pihak Kementerian Perindustrian, kalau kebutuhan terus meningkat dan melewati kemampuan mereka, maka harus dicari tabung gas dari sumber lain.

Rencana impor tabung gas oksigen tersebut masih dalam tahap diskusi dengan pihak terkait. Menurut pihak Kementerian Perindustrian impor itu juga tidak mudah, melainkan banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari syarat, hingga sumber impor. LN-RON

Related posts